Digital Detox 2025: Rahasia Bahagia Tanpa Layar yang Jadi Tren di Kalangan Milenial!
ⒽⓄⓂⒺ

Digital Detox 2025: Rahasia Bahagia Tanpa Layar yang Jadi Tren di Kalangan Milenial!

Minggu, Juni 29, 2025
Inilah Alasan Mengapa Banyak Eksekutif Muda Pilih Hidup Offline di 2025. (Gambar : Ilustrasi)


Star News INDONESIAMinggu, (29 Juni 2025). JAKARTA - Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, masyarakat dunia justru mulai melirik gaya hidup baru: digital detox. 


Tahun 2025 mencatat lonjakan besar dalam tren menjauhkan diri dari gadget, terutama di kalangan generasi milenial dan Gen Z. 


Kejenuhan terhadap notifikasi, tekanan media sosial, dan kelelahan digital membuat banyak orang memutuskan untuk ‘puasa layar’.


Bukan hanya di rumah, tren ini bahkan masuk ke dunia kerja. Beberapa perusahaan besar di Eropa dan Asia mulai menerapkan kebijakan "Tech-Free Friday", yakni hari kerja tanpa gadget, demi meningkatkan fokus dan kesejahteraan mental karyawan. 


Inisiatif ini terbukti menurunkan tingkat burnout dan meningkatkan produktivitas.


Fenomena retreat digital juga makin menjamur. Lokasi-lokasi seperti Ubud di Bali, Chiang Mai di Thailand, hingga Tuscany di Italia menjadi destinasi populer untuk retreat tanpa internet. 


Paketnya mencakup meditasi, yoga, terapi alam, dan aktivitas komunitas yang benar-benar bebas dari gawai.


Psikolog klinis menyebut tren ini sebagai bentuk respons kolektif terhadap “keletihan digital kronis”. 


Gejala umum termasuk kecemasan berlebih, gangguan tidur, dan rendahnya konsentrasi akibat paparan layar yang terus menerus. 


Maka tak heran jika saat ini banyak keluarga bahkan mulai menerapkan “zona bebas gadget” di rumah.


Di media sosial (ironisnya), tagar seperti #DigitalDetox, #LogOffToLive, dan #OfflineIsTheNewLuxury menjadi viral. 


Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak orang merindukan kehadiran nyata, koneksi emosional langsung, dan ketenangan pikiran yang sulit didapat saat selalu online.


Beberapa selebritas seperti Zendaya dan TimothΓ©e Chalamet juga mengaku menjalani detox digital secara rutin. 


Mereka bahkan berbagi pengalaman "melarikan diri" dari dunia maya untuk mengisi ulang energi mental. 


Hal ini memberi dampak besar pada para pengikut mereka yang turut mengikuti jejak tersebut.


Tak hanya itu, startup baru yang menawarkan layanan pemantauan waktu layar dan alarm untuk “break digital” juga meraih pendanaan besar. Hal ini menjadi sinyal bahwa gaya hidup tech-minimalist bukan hanya tren sesaat, tapi transformasi gaya hidup jangka panjang.


Digital detox kini menjadi simbol status baru. Jika dulu eksklusivitas diukur dari akses teknologi terkini, kini ia diukur dari kemampuan untuk mengendalikan teknologi. 


Menariknya, di tengah kemajuan AI dan gadget, manusia justru memilih untuk berhenti sejenak dan kembali ke akar: hidup sepenuhnya di momen ini.


Penulis : Cheryil Apriani

Editor : Maria Patricia

πŸ…΅πŸ…ΎπŸ†ƒπŸ…Ύ πŸ†ƒπŸ…΄πŸ†πŸ…±πŸ…°πŸ†πŸ†„ :




Bagikan ini ke

ⓈⒽⒶⓇⒺ :

Komentar Anda

TerPopuler