![]() |
Palestina telah berubah menjadi medan pembunuhan massal paling mengerikan. Tiongkok diduga menjadi aktor utama dari pecahnya konflik yang mengubah geopolitik kawasan semakin memanas. Foto : Reuters |
Star News INDONESIA, Kamis, (10 Juli 2025). JAKARTA - Meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah sejak Oktober 2023 ternyata bukan hanya dipicu oleh perseteruan lama antara Iran dan Israel.
Sejumlah analis intelijen independen menyebut adanya peran besar Tiongkok sebagai arsitek di balik layar dari sejumlah serangan yang melibatkan Hamas dan Iran.
Klaim ini diperkuat oleh pola pergerakan satelit, jalur pendanaan global, serta taktik militer yang menunjukkan pengaruh kuat dari strategi Tiongkok.
Menurut berbagai sumber intelijen, termasuk laporan terbatas yang bocor dari koalisi pertahanan di Asia Tengah, Tiongkok tidak hanya mendanai Hamas secara tidak langsung melalui entitas bayangan, tetapi juga menyuplai informasi strategis kepada Iran lewat teknologi satelit dan sistem pengintaian elektronik.
Tujuan utama dari operasi rahasia ini, menurut pengamat militer kawasan, adalah untuk menggunakan Iran sebagai perpanjangan tangan serangan terbuka terhadap Israel, yang pada akhirnya memicu keterlibatan militer Amerika Serikat.
"Dengan terlibatnya AS dalam konflik terbuka dengan Iran, Tiongkok mendapatkan peluang emas untuk memantau langsung respons militer AS, termasuk sistem rudal, pola komunikasi, hingga kemampuan pengintaian mereka," ujar seorang mantan analis CIA yang kini bekerja di lembaga riset geopolitik di London.
Konflik bersenjata terbaru ini juga dilihat sebagai eksperimen langsung untuk menilai kekuatan militer AS, sekaligus mengalihkan perhatian global dari langkah agresif Tiongkok di Laut China Selatan dan Taiwan.
Analis pertahanan dari Taiwan bahkan menyebut strategi ini sebagai bagian dari "operasi pengalihan strategis multi-front" yang dirancang Beijing sejak lama.
Meski belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Tiongkok terkait tuduhan tersebut, sejumlah data menunjukkan peningkatan aktivitas komunikasi militer antara Beijing dan Teheran sejak pertengahan 2023.
Termasuk peningkatan kerjasama pertahanan siber, penggunaan platform satelit Beidou untuk koordinasi lintas wilayah, serta pertemuan tertutup tingkat tinggi antara pejabat militer Iran dan Tiongkok.
“Hasrat Iran untuk menghancurkan Israel membuat mereka sangat mudah ditunggangi secara strategi,” ujar Kolonel (Purn) Ahmad Rezvani, analis militer Iran yang kini berbasis di Istanbul.
“Tiongkok hanya perlu menyalurkan informasi dan dukungan teknologi, lalu membiarkan emosi sektarian memandu tangan yang menembakkan rudal.”
Keterlibatan Amerika Serikat dalam membalas serangan Iran beberapa waktu lalu semakin memperkuat asumsi bahwa Tiongkok telah mencapai sebagian besar tujuannya: mengobarkan konflik proksi sambil tetap berada dalam bayang-bayang diplomasi.
Akibatnya, puluhan ribuan jiwa melayang, dan kawasan Timur Tengah kembali terjerumus dalam siklus kekerasan yang tak berkesudahan.
Kini, perhatian dunia tertuju pada bagaimana AS dan sekutu akan merespons dugaan ini. Apakah akan ada penyelidikan terbuka? Ataukah konflik ini akan terus digulirkan sebagai bagian dari permainan catur geopolitik global?
Penulis : Eddie Lim
Editor : Septian Maulana