![]() |
Menyelami Gaya Hidup Mindful 2025: Keseimbangan, Ekologi & Teknologi. (Gambar : Ilustrasi) |
Star News INDONESIA, Minggu, (29 Juni 2025). JAKARTA - Di tahun 2025, tren gaya hidup tidak hanya soal penampilan, tetapi juga menyentuh bagaimana kita hidup dengan penuh kesadaran.
Konvergensi antara mindfulness, teknologi, dan ekologi telah menjadi tema utama di artikel lifestyle global.
Banyak orang kini mempraktikkan microdosing emotions—melakukan hal kecil yang membawa kebahagiaan harian seperti berjalan, membaca, atau berkebun.
Ritual slow living menjadi lebih mainstream. Alih-alih terburu-buru, aktivitas seperti secangkir teh pagi atau jurnal refleksi dipandang sebagai essential menyegarkan diri.
Tak hanya itu, tren ini juga merambah desain rumah: banyak keluarga memasang panel surya, alat hemat energi, dan sistem smart home untuk mendukung kehidupan yang berkelanjutan.
Smart home kini berkembang pesat. Teknologi pintar memudahkan otomatisasi, mulai dari termostat adaptif hingga kulkas yang bisa membuat daftar belanja secara otomatis.
Integrasi ini tidak sekadar gaya, melainkan menaruh ekspresi ke ekologi dan kemudahan hidup.
Holistic wellness menjadi landasan baru bagi kesejahteraan. Bukan hanya fisik, tetapi juga spiritual dan mental.
Meditasi, yoga, hingga aplikasi kesehatan terpadu menjadi bagian rutinitas harian. Pendekatan ini mencerminkan bahwa “wellness is a lifestyle”, bukan sekadar diet.
Fenomena digital detox juga mengalami lonjakan. Kebutuhan menjauh dari layar ponsel dan gadget semakin mendapat perhatian.
Zona tanpa gadget di rumah, akhir pekan di alam tanpa internet, titik-titik detoks ini dianggap penting untuk menjaga keseimbangan mental.
Selain itu, gift of experience, bukan barang fisik, menjadi prioritas. Orang memilih liburan wellness, kelas pengembangan diri, atau retreat mindful alih-alih membeli barang mewah. Ini menunjukan nilai pengalaman yang lebih dalam dan tahan lama.
Kehidupan komunitas juga diangkat tinggi. Galeri lokal, kebun bersama, hingga co-working space menjadi tempat bermakna untuk interaksi sosial.
Gaya hidup kolaboratif ini memberi efek positif terhadap rasa memiliki dan solidaritas sosial.
Akhirnya, kesadaran terhadap konsumsi juga menjadi fokus. Konsep mindful consumption — memilih produk berkualitas, lokal, transparan— kini makin penting.
Tren regenerative branding bahkan tampil, menuntut merek untuk memberi kembali kepada ekologi dan masyarakat.
Penulis : Karolina Panggabean
Editor : Septian Maulana