![]() |
Profesi Wartawan tercoreng, oknum media online di Garut diduga intimidasi warga. Ilustrasi : Agung Wiranata/Willy Rikardus |
Star News INDONESIA, Senin, (01 September 2025). GARUT - Dunia jurnalistik kembali tercoreng oleh ulah oknum tak bertanggung jawab. Seorang pria berinisial ARM, yang diduga merupakan Kepala Biro Garut dari sebuah media online, dilaporkan terlibat cekcok dengan warga di Jalan Terusan Ciledug, RT 01 RW 16, Kelurahan Kotakulon, Kecamatan Garut Kota, pada Sabtu (30/8/2025).
Dalam insiden tersebut, ARM diduga mengeluarkan senjata tajam jenis sangkur dan sebuah benda yang menyerupai senjata api genggam. Tindakan ini sontak membuat warga sekitar resah.
“Benar dia mengeluarkan sajam sangkur dan sebuah mirip be.ceng seolah menakuti kami sebagai warga. Padahal menurut pandangan kami profesi wartawan itu sangat mulia, tapi kok ada yang bertindak seperti preman pasar,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Ketua RT 01, Mas R, turut hadir di lokasi dan membenarkan adanya ketegangan antara ARM dengan warga. Ia berharap kejadian serupa tidak terulang di wilayahnya.
Menanggapi peristiwa tersebut, Pemimpin Redaksi Perwirasatu.co.id yang juga mitra media, R. Satria Santika alias Bro Tommy, menyoroti pentingnya wartawan menjaga etika dan sikap profesional.
“Wartawan itu harus bisa menempatkan dirinya di lingkungan masyarakat. Tugas wartawan adalah melakukan kegiatan jurnalistik seperti menulis, menganalisis, dan melaporkan peristiwa kepada publik, bukan bersikap seperti preman,” tegas Bro Tommy pada Minggu (31/8).
Lebih lanjut, Bro Tommy menyatakan telah mengonfirmasi insiden tersebut kepada pimpinan media tempat ARM bernaung. Menurutnya, pihak redaksi mengakui ARM merupakan bagian dari tim mereka dan berjanji akan melakukan pembinaan sesuai dengan etika jurnalistik yang mengacu pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.
Insiden ini menjadi pengingat akan pentingnya menjunjung tinggi kode etik jurnalistik dalam menjalankan profesi. Tanpa integritas dan etika, kepercayaan publik terhadap media dapat runtuh hanya karena ulah segelintir oknum.
Penulis : Agung Wiranata
Editor : Willy Rikardus