![]() |
Tragedi Pesta Rakyat Garut: 3 Tewas dan 26 Terluka, Investigasi masih dilakukan oleh Polda Jabar. [Foto : Sultan Hafidz/Regina Panjaitan] |
Star News INDONESIA, Sabtu, (19 Juli 2025). GARUT - Suasana duka mendalam menyelimuti Kabupaten Garut menyusul insiden tragis yang terjadi di acara Pesta Rakyat, Pada Jumat, (18/07/2025),
Sebuah perayaan makan gratis dalam rangkaian pernikahan putra Gubernur Jawa Barat dan Putri Karlina, Wakil Bupati Garut.
Ribuan warga memadati kawasan Pendopo Garut dan alun-alun, yang berujung pada desak-desakan hingga menyebabkan tiga orang meninggal dunia—termasuk satu anak dan satu anggota Polri—serta puluhan orang lainnya pingsan.
Korban Jiwa
* Bripka Cecep Saepul Bahri (39), Bhabinkamtibmas Polsek Karangpawitan, Polres Garut, meninggal saat mengevakuasi warga terjepit.
* Vania Apriliani (8), bocah dari Sukamentri, Garut Kota.
* Dewi Jubaedah (61), warga Sukaluyu, Garut.
Korban Luka dan Pingsan
Sebanyak 26 orang dilarikan ke rumah sakit akibat sesak napas dan luka ringan. Kebanyakan merupakan anak-anak, lansia, dan petugas katering yang ikut terbawa arus massa.
Proses Investigasi
Kapolda Jabar Irjen Pol. Rudi Setiawan turun langsung pada malam Jumat hingga Sabtu dini hari untuk melakukan olah TKP, memeriksa titik kritis seperti gerbang masuk, jalur pembagian makanan, dan jalur ambulans.
Polda menegaskan akan mendalami apakah terdapat unsur kelalaian pengamanan, termasuk evaluasi internal Polres Garut dan pihak Satpol PP.
Tindakan Pemkab Garut
Bupati Abdusy Syakur Amin menyatakan seluruh rangkaian acara dihentikan setelah insiden terjadi.
Pemerintah daerah juga menanggung biaya perawatan dan menyiapkan santunan bagi keluarga korban meninggal.
Menurut Bupati, keterbatasan pengamanan yang melibatkan sekitar 400 personel gabungan dari Polri, TNI, Dishub, dan Satpol PP tidak cukup menampung antusiasme masyarakat menyusul pembagian makan gratis.
Pernyataan yang Dipertanyakan
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi menyatakan hanya mengetahui adanya pertunjukan seni budaya di malam hari, dan mengaku tidak diberi tahu tentang agenda makan siang gratis ini.
Hal ini memicu kritik publik mengenai koordinasi antar instansi dan transparansi penyelenggara acara.
Analisis & Tindak Lanjut
1. Evaluasi Protokol Kerumunan: Investigasi akan menentukan apakah perencanaan pengamanan dan perkiraan potensi kerawanan telah dilakukan secara memadai.
2. Akuntabilitas Penyelenggara: Apabila ditemukan unsur kelalaian, pihak penyelenggara berpotensi dipanggil untuk diperiksa.
3. Perbaikan Sistem Pengamanan Publik: Hasil olah TKP dapat digunakan sebagai dasar revisi prosedur pengamanan acara publik di masa mendatang.
Tragedi rebutan makanan gratis di Garut menjadi pengingat pentingnya keselamatan publik sebagai prioritas utama dalam setiap acara massal.
Investigasi mendalam dari Polda Jabar dan langkah tegas Pemkab Garut diharapkan dapat memperbaiki sistem pengamanan agar insiden serupa tidak terulang.
Sementara itu, masyarakat, terutama keluarga korban, menanti kejelasan dan keadilan atas peristiwa pilu tersebut.
Penulis : Sultan Hafidz
Editor : Regina Panjaitan