![]() |
Foto Ilustrasi : Transisi PTMSI ke Indonesia Pingpong League. (Sulistyo/Fajar Ali) |
Star News INDONESIA, Rabu, (09 Juli 2025). JAKARTA - Federasi Tenis Meja Dunia (International Table Tennis Federation – ITTF) secara resmi telah mengakui Indonesia Pingpong League (IPL) sebagai perwakilan nasional menggantikan PTMSI (Pengurus Pusat Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia).
Keputusan ini diambil dalam Annual General Meeting (AGM) ITTF 2025 yang berlangsung di Doha, Qatar, pada 27 Mei lalu.
Menurut Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Raja Sapta Oktohari, "ITTF menilai permasalahan tata kelola tenis meja di Indonesia sudah berlangsung terlalu lama, bahkan mencapai dua dekade.
Karena itu, kami diminta membantu membentuk badan baru," ujarnya saat konferensi pers di Jakarta.
Proses Transisi & Pembentukan Komite
Sebagai upaya transisi, ITTF menunjuk NOC Indonesia untuk membentuk Komite Transisi, dipimpin Anindya Bakrie (Ketum Federasi Akuatik Indonesia) dan didampingi Ita Yulianti serta perwakilan KOI, Harry Warganegara dan Wijaya Noeradi, serta Ferry Kono dari Inaspro.
Komite ini bertugas hingga IPL melaksanakan kongres dan pemilihan pengurus definitif sesuai konstitusi organisasi.
Dalam tahap ini, dipastikan bahwa atlet, pelatih, dan ofisial tetap dapat berlaga di kompetisi internasional, baik single event maupun multievent, sepanjang memenuhi aturan ITTF.
Dukungan & Pernyataan ITTF
Sekretaris Jenderal ITTF, Raul Calin, menyatakan dukungan penuh dalam surat resmi kepada KOI: "Kami siap membantu dan memastikan proses transisi berjalan baik, transparan, dan akuntabel".
Latar Belakang Dualisme
Langkah ini menjadi respons terhadap konflik dualisme kepengurusan PTMSI yang telah meluas sejak 2013, menghambat pembinaan dan partisipasi atlet di SEA Games dan PON.
Kemenpora sebelumnya menyebut ITTF telah memutuskan badan baru, tetapi menunggu risalah resmi sebelum bertindak lebih lanjut.
Apa Artinya untuk Atlet & Masa Depan Tenis Meja
Stabilitas organisasi: Dengan IPL sebagai induk baru, diharapkan tidak ada lagi gangguan administratif dalam pengiriman atlet.
Pembinaan lanjutan: Turnamen seperti UAH International dan IPL Youth tetap dilanjutkan sebagai ajang pembinaan, bahkan dengan dukungan dari Kemenpora & KOI.
Agenda selanjutnya: IPL harus segera melaksanakan kongres pemilihan resmi agar pengakuan menjadi permanen dan otoritas pengejawantahan struktur organisasi dapat terwujud.
ITTF kini secara resmi mengakui IPL sebagai federasi pengganti PTMSI. Meski terdapat banyak dinamika, dengan penunjukan Komite Transisi dan dukungan publik dari KOI, Kemenpora, dan ITTF, momentum ini diharapkan menjadi awal tata kelola yang lebih sehat bagi tenis meja Indonesia.
Penulis : Sulistyo
Editor : Fajar Ali