![]() |
Star News INDONESIA, Rabu, (18 Juni 2025). JAKARTA - Presiden Amerika Serikat, Donald J. Trump, kembali mengundang kehebohan internasional setelah melalui unggahan di platform media sosialnya, Truth Social, menyatakan bahwa Amerika Serikat mengetahui lokasi tepat Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, namun untuk sementara tidak akan melakukan pembunuhan terhadapnya.
Trump menggambarkan Khamenei sebagai "target yang mudah" dan memperingatkan bahwa Amerika memiliki kemampuan untuk bertindak, namun memilih menahan diri — setidaknya untuk saat ini. “Kami tahu persis di mana dia berada. Dia target yang mudah. Kami tidak akan menghabisinya — untuk sekarang,” tulis Trump dalam unggahan resminya.
Pernyataan ini muncul saat Trump dilaporkan memimpin diskusi keamanan darurat bersama penasihat dan pejabat militer di Ruang Situasi Gedung Putih. Dalam unggahan lain, Trump juga menuntut "penyerahan tanpa syarat" (unconditional surrender) dari pemerintah Iran, menandakan eskalasi besar dalam ketegangan antara Washington dan Teheran.
Langkah ini mendapat perhatian global, karena disampaikan di tengah meningkatnya konflik antara Iran dan Israel serta meningkatnya aktivitas militer AS di kawasan Teluk. Media seperti The Guardian, New York Post, dan Wall Street Journal telah mengonfirmasi keabsahan pernyataan Trump melalui salinan unggahan dan konfirmasi dari staf kampanyenya.
Reaksi dunia pun bermunculan. Para analis memperingatkan bahwa retorika seperti ini berpotensi memprovokasi respons keras dari Iran dan memperkeruh upaya diplomasi yang sedang dijajaki beberapa negara Eropa. Namun, para pendukung Trump menyambut langkah tersebut sebagai "tegas dan strategis" dalam menghadapi ancaman regional.
Sampai berita ini diturunkan, pemerintah Iran belum memberikan tanggapan resmi terhadap pernyataan Trump. Namun media Iran menyiarkan kecaman dari beberapa pejabat senior yang menyebut pernyataan Trump sebagai bentuk "provokasi terbuka".
Trump diketahui tengah mempersiapkan kampanye pemilihan presiden 2024-2025 dengan retorika keras terhadap Iran dan China, mengulang pendekatan konfrontatif seperti di masa kepresidenannya terdahulu.
Apakah ini hanya gertakan politik? Atau pertanda babak baru konflik di Timur Tengah Dunia kini menanti respons Iran — dan apakah peringatan Trump hanyalah ancaman, atau awal dari tindakan nyata.
Penulis : Ilham Hamid
Editor : Burhanudin Iskandar