Menghadapi Puncak Kemarau Menjadi Tantangan Pertanian di Provinsi NTT
ⒽⓄⓂⒺ

Menghadapi Puncak Kemarau Menjadi Tantangan Pertanian di Provinsi NTT

Kamis, Oktober 31, 2024

Star News INDONESIAKamis, (31 Oktober 2024). KOTA KUPANG - Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali memasuki puncak musim kemarau pada Oktober hingga November 2024. 


Dengan curah hujan yang sangat minim, para petani di wilayah ini menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan produksi pangan mereka. 


Tanah yang kering dan kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, khususnya padi, jagung, dan sayuran yang menjadi sumber utama mata pencaharian.


Banyak daerah di NTT, seperti Sikka, Ende, dan Kupang, telah mengalami penurunan hasil panen yang signifikan. 


Para petani terpaksa menggunakan teknik irigasi darurat dan mengandalkan sumber air yang terbatas. 


Dampak puncak kemarau ini tidak hanya dirasakan di sektor pertanian, tetapi juga berpengaruh pada ketersediaan air bersih untuk konsumsi masyarakat. 


Krisis air bersih ini memicu kebutuhan akan upaya mitigasi, seperti pengembangan sumur bor dan penyediaan tangki air.


Melihat situasi ini, kolaborasi antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan komunitas lokal sangat diperlukan untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan. 


Edukasi tentang teknik pertanian yang efisien dan pengelolaan sumber daya air yang baik menjadi langkah penting untuk menghadapi kondisi ekstrem ini.


Puncak kemarau di NTT memang membawa banyak tantangan, namun dengan kerjasama dan inovasi, masyarakat bisa beradaptasi dan bertahan.


Penulis : Berto Da Costa

Editor : Septian Maulana

🅵🅾🆃🅾 🆃🅴🆁🅱🅰🆁🆄 :

Bagikan ini ke

ⓈⒽⒶⓇⒺ :

Komentar Anda

TerPopuler