![]() |
Produksi Tinggi dan Permintaan Lemah Sebabkan Surplus Seng-Timbal Global. Foto : Mining.com |
Star News INDONESIA, Senin, (07 Juli 2025). JAKARTA - Pasar global untuk komoditas seng dan timbal menunjukkan tren kelebihan pasokan atau surplus pada tahun 2025.
Berdasarkan laporan resmi dari International Lead and Zinc Study Group (ILZSG), surplus ini mencapai 93.000 ton untuk seng dan 82.000 ton untuk timbal, didorong oleh peningkatan signifikan dalam produksi dan penyempurnaan logam dari negara-negara kunci seperti China, India, Meksiko, dan Amerika Serikat.
China, sebagai pemain dominan dalam industri logam dunia, memegang peranan sentral dalam tren ini.
Kapasitas produksi yang terus diperluas dan peningkatan ekspor konsentrat membuat negara tersebut menjadi pusat dinamika pasar timbal dan seng.
Analis menyebutkan bahwa China tak hanya memasok sebagian besar kebutuhan domestiknya, tetapi juga mulai membanjiri pasar global dengan produk olahannya.
Menurut Reuters, situasi surplus ini membuat para investor global mengambil sikap hati-hati. Banyak dari mereka kini beralih ke posisi bearish, terutama karena permintaan terhadap logam-logam ini melemah dalam tiga tahun terakhir, sementara pasokan justru terus meningkat. Ketidakseimbangan ini berpotensi menekan harga seng dan timbal di pasar dunia.
Tren ini mencerminkan bagaimana faktor geopolitik dan industri di satu negara, seperti China, mampu menggeser arah pasar global secara signifikan.
Selain itu, hal ini juga menjadi perhatian negara-negara produsen lain yang mulai mengkaji ulang strategi produksi dan ekspor mereka untuk menghindari kerugian akibat overproduksi.
ILZSG menekankan bahwa pemantauan ketat terhadap permintaan industri, terutama di sektor otomotif dan konstruksi—yang merupakan konsumen utama timbal dan seng—akan sangat menentukan stabilitas harga logam ini dalam beberapa bulan ke depan.
Dengan kondisi ini, pasar komoditas logam kemungkinan akan tetap volatil selama kuartal kedua hingga akhir 2025, sembari menunggu sinyal pemulihan permintaan global atau langkah pengurangan pasokan dari negara-negara produsen utama.
Penulis : Ilham Hamid
Editor : Septian Maulana