![]() |
Kongres AS akhiri sidang lebih awal untuk hindari voting dokumen Jeffrey Epstein. [Foto : AOC.GOV] |
Star News INDONESIA, Rabu, (23 Juli 2025). JAKARTA - Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat yang dikuasai Partai Republik secara mengejutkan menghentikan masa sidangnya sehari lebih awal pada Selasa (22/7), di tengah desakan bipartisan untuk melakukan pemungutan suara terkait pengungkapan dokumen penyelidikan Jeffrey Epstein.
Langkah ini memicu kritik luas dari berbagai kalangan, termasuk sebagian anggota Partai Republik sendiri. Keputusan ini dinilai sebagai strategi untuk menghindari pemungutan suara yang diajukan oleh Rep. Ro Khanna (Demokrat) dan Rep. Thomas Massie (Republik), yang mendorong resolusi agar Departemen Kehakiman (DOJ) dan FBI merilis dokumen Epstein ke publik.
Ketua DPR Mike Johnson membela langkah tersebut dengan menyebut bahwa masa reses dipercepat untuk memberi waktu kepada pemerintahan Biden agar merespons tuntutan publik secara sukarela tanpa tekanan legislatif.
“Pemerintahan seharusnya diberi kesempatan untuk bertindak transparan tanpa campur tangan politis,” kata Johnson dalam konferensi pers.
Namun, tidak semua anggota sependapat. Thomas Massie, anggota Partai Republik dari Kentucky, mengungkapkan kekecewaannya. “Publik berhak tahu. Dokumen Epstein bisa mengungkap banyak hal tentang pelanggaran kekuasaan dan jaringan elit yang harus dipertanggungjawabkan,” ujarnya.
Para pengkritik menilai keputusan Johnson sebagai bentuk perlindungan terhadap tokoh-tokoh berpengaruh yang kemungkinan disebut dalam berkas Epstein, seorang pelaku kejahatan seksual yang memiliki jaringan luas dengan kalangan elit politik, ekonomi, dan hiburan.
Langkah pembubaran ini otomatis menunda semua legislasi yang dijadwalkan, termasuk resolusi pengungkapan, hingga masa sidang berikutnya pada bulan September.
Sementara itu, suara publik di media sosial terus menggema, menuntut transparansi dan keadilan atas kasus yang telah lama diselimuti misteri.
Penulis : Litha Andayani
Editor : Fajar Ali