![]() |
Arkeolog Amankan Kompleks Kubur Bizantium di Tengah Rekonstruksi Pasca‑Perang. Foto : AP |
Star News INDONESIA, Senin, (09 Juni 2025). JAKARTA - Pada akhir Mei 2025, seorang kontraktor melakukan penggalian di lokasi rumah yang hancur akibat perang di kota Maarat al‑Numan, Suriah utara. Ia tidak sengaja menemukan pintu masuk batu menuju dua kamar kubur bawah tanah. Di setiap ruang terdapat enam sarkofagus batu, salah satunya dihiasi dengan ukiran salib – menandakan asal usul Bizantium — lebih dari 1.500 tahun yang lalu.
Direktur Direktorat Purbakala Idlib, Hassan al‑Ismail, menyatakan bahwa artefak–artefak seperti piringan kaca dan keramik serta simbol-simbol Kristen yang ditemukan menguatkan dugaan bahwa makam tersebut berasal dari era Bizantium.
Penemuan ini semakin menegaskan pentingnya kawasan Idlib, yang menyimpan sekitar sepertiga dari situs purbakala di Suriah, termasuk 800 lokasi arkeologi dan bekas “Kota Mati” yang terkenal.
Pekerjaan ini berlangsung di tengah proses rekonstruksi rumah-rumah yang hancur akibat konflik yang berlangsung selama 14 tahun di kawasan ini.
Banyak wilayah di Maarat al‑Numan yang masih rusak, termasuk rumah tanpa atap. Situs makam segera dilaporkan ke otoritas purbakala, yang langsung mengamankan dan menyelidikinya lebih lanjut.
Warga seperti Ghiath Sheikh Diab menyatakan bahwa dulu orang rela mengubur penemuan seperti ini agar tanah mereka tidak dirampas. Namun setelah perang mereda, mereka berharap properti yang dipulihkan dan makam yang ditemukan dapat dikelola secara adil. Mereka berharap pemerintah memberikan kompensasi yang layak dan dukungan bagi pengungsi yang kembali ke rumah mereka.
Penemuan ini juga memberikan optimisme ekonomis. Abed Jaafar dan putranya terlihat mendokumentasikan makam tersebut. “Dulu banyak turis asing datang ke Maarat sekadar melihat reruntuhan,” ujarnya. “Jika situs ini dirawat dan dipulihkan, pariwisata dapat pulih dan ekonomi lokal meningkat”
Analisis arkeologis menunjukkan bahwa kerajaan Bizantium, yang mencapai puncaknya sekitar abad ke-4 hingga ke-6 M, merupakan kelanjutan dari Kekaisaran Romawi dengan pusat di Konstantinopel (sekitar tahun 330–1453 M). Penemuan makam seperti ini menambah lapisan data bagi pemahaman hubungan budaya dan religius masa lalu di kawasan Suriah utara.
Penulis : Tedi Abbaz
Editor : Fajar Ali