Star News INDONESIA, Selasa (25 Januari 2022). JAKARTA - Harga minyak jatuh sekitar dua persen pada akhir perdagangan Senin (24/01/2022) atau Selasa Pagi (25/01/2022) WIB.
Hal itu menimbulkan kekuatiran investor atas kemungkinan kenaikan suku bunga yang lebih cepat dari perkiraan oleh Federal Reserve AS yang menekan pasar-pasar berisiko seperti ekuitas sementara dolar menguat.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret tergelincir US$1,62 atau 1,8 persen, menjadi menetap di US$86,27 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Maret jatuh US$1,83 atau 2,2 persen menjadi ditutup di US$83,31 per barel.
Kedua harga acuan minyak telah naik untuk minggu kelima berturut-turut minggu lalu, melonjak sekitar 2,0 persen untuk mencapai level tertinggi sejak Oktober 2014.Harga minyak naik lebih dari 10 persen sepanjang tahun ini di tengah kekhawatiran atas pengetatan pasokan dan OPEC+ sekarang berjuang untuk mencapai target kenaikan produksi bulanan 400.000 barel per hari.
Saham-saham Wall Street merosot, setelah pekan lalu membukukan minggu terburuk sejak 2020, menarik aset-aset berisiko lainnya seperti minyak mentah. "Semuanya dibawa ke gudang kayu (wood shed) dan gudang kayu adalah tempat yang cukup ramai," kata John Kilduff, mitra di Again Capital Management.
Relative Strength Index, ukuran sentimen pasar jangka pendek, hingga Senin (24/1) diperdagangkan pada level yang dianggap sebagai indikasi koreksi jangka pendek dalam minyak.
"Gambaran besar, kami percaya minyak akan naik lebih tinggi dalam jangka panjang, tetapi dalam jangka pendek kami telah overbought dan dijejali risiko geopolitik," kata Flynn.
Saham-saham jatuh sementara dolar naik ke level tertinggi dua minggu terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada Senin (24/1/2022), terangkat oleh ketegangan antara Rusia dan Barat atas Ukraina dan kemungkinan sikap yang lebih hawkish dari The Fed minggu ini.
Ketegangan di Ukraina telah meningkat selama berbulan-bulan setelah Rusia mengumpulkan pasukan di dekat perbatasannya, memicu kekhawatiran gangguan pasokan di Eropa Timur.
Penulis : Deni Suprapto
Editor : Fajar