Star News INDONESIA, Rabu (17 Desember 2014). JAKARTA - Portal berita online di Spanyol terancam gulung tikar setelah layanan Google dihentikan.
Hal tersebut terjadi setelah penutupan layanan Google News di Spanyol, terhitung mulai 16 Desember 2014, situs-situs media di Spanyol mengalami kemerosotan trafik eksternal.
Menurut layanan analisis web Chartbeat, ketiadaan layanan Google memiliki pengaruh besar terhadap situs media Spanyol. Trafik mereka merosot sebanyak dua digit.
Kepala data Chartbeat, Josh Schwartz, mengatakan data memperlihatkan perbedaan besar antara trafik saat Google News masih tersedia sehari sebelumnya dan pada saat raksasa teknologi tersebut menutup News, yakni sekitar 10 dan 15 persen.
Namun data tersebut hanya terkait trafik eksternal. Sementara trafik internal tetap meningkat.
Schwartz mengatakan itu mengindikasikan bahwa para pembaca atau konsumen membuka langsung berbagai situs berita Spanyol lebih sering dari sebelumnya, ketimbang melalui tautan pada Google News, yang biasanya mereka lakukan.
Penerbit berita Spanyol kabarnya tengah meminta bantuan ke pemerintah setempat untuk meninjau ulang aturan baru yang diterapkan negara itu. Pemerintah Spanyol telah mengesahkan undang-undang hak cipta pada Oktober lalu.
Undang-undang baru itu membebankan biaya untuk agregasi konten online seperti Google News. Langkah ini dilakukan pemerintah setempat untuk melindungi industri media cetak di negara itu. Aturan ini mulai berlaku Januari 2015.
Pihak berwenang Spanyol telah menjatuhkan denda kepada Google senilai 600 juta euro atau sekitar Rp 9,2 miliar. Bukan hanya Google, layanan agregasi berita macam Yahoo juga akan jadi sasaran pemerintah setempat.
Dengan dalih tidak menghasilkan uang dari layanan Google News, raksasa teknologi itu memutuskan untuk menutup layanan News dan menyingkirkan konten publikasi berbahasa Spanyol dalam platform Google News.
Penulis : Aldian Syahputra
Editor : Indra