![]() |
AS-Kanada Memanas: Trump Resmi Berlakukan Tarif 35% Mulai 1 Agustus. (Foto : Eric Lee/The New York Times) |
Star News INDONESIA, Jumat, (01 Agustus 2025). JAKARTA - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, secara resmi menandatangani perintah eksekutif yang menaikkan tarif atas sebagian besar barang impor dari Kanada, dari sebelumnya 25% menjadi 35%. Kebijakan ini mulai berlaku hari ini, 1 Agustus 2025, dan menandai babak baru dalam ketegangan perdagangan antara dua negara bertetangga tersebut.
Dalam pengumuman resminya, Trump menyebut keputusan ini sebagai “langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan nasional” di tengah klaim meningkatnya arus masuk fentanyl dari perbatasan utara dan tuduhan pembalasan dagang oleh pihak Kanada.
“Kami tidak akan tinggal diam ketika Kanada tidak mematuhi prinsip perdagangan adil. Tarif ini adalah sinyal bahwa Amerika akan membela kepentingannya,” ujar Trump di hadapan media di Gedung Putih.
Tarif baru sebesar 35% berlaku untuk barang-barang Kanada yang tidak tercakup dalam perjanjian perdagangan bebas USMCA (United States–Mexico–Canada Agreement), yang berarti sekitar 15% dari total ekspor Kanada ke AS akan terkena dampaknya.
Langkah ini segera memicu reaksi dari Ottawa. Pemerintah Kanada menyatakan “kekecewaan mendalam” dan menyebut tarif tersebut sebagai pelanggaran terhadap semangat kerja sama ekonomi antara kedua negara. Sejumlah analis memperingatkan bahwa tindakan ini bisa memicu balasan tarif oleh Kanada, serta memperkeruh suasana menjelang pembicaraan dagang lanjutan yang dijadwalkan bulan ini.
Pelaku industri di kedua negara pun menyuarakan keprihatinan. Asosiasi eksportir Kanada menyebut tarif ini berpotensi merusak rantai pasok lintas batas yang selama ini berjalan efisien.
Di sisi pasar keuangan, saham perusahaan logistik dan industri otomotif mengalami pelemahan menyusul pengumuman tersebut. Investor menilai ketegangan dagang bisa meningkatkan biaya operasional dan memperlambat arus perdagangan bilateral.
Meski demikian, Gedung Putih menyatakan bahwa pintu negosiasi masih terbuka, dengan syarat Kanada menunjukkan “komitmen nyata terhadap perdagangan adil dan kerja sama penegakan hukum lintas batas.”
Untuk saat ini, semua mata tertuju pada respons resmi pemerintah Kanada dan apakah mereka akan mengambil langkah balasan dalam beberapa hari ke depan.
Penulis : Eddie Lim
Editor : Fajar Ali