Israel Simpan Jutaan Rekaman Panggilan Warga Palestina di Cloud Microsoft
ⒽⓄⓂⒺ

Israel Simpan Jutaan Rekaman Panggilan Warga Palestina di Cloud Microsoft

Rabu, Agustus 06, 2025
Bocoran Dokumen: Militer Israel Pakai Microsoft Azure untuk Simpan Data Sipil Palestina. Foto : M. Rahmat/Kartika Manalu


Star News INDONESIARabu, (06 Agustus 2025). JAKARTA - Sebuah investigasi gabungan oleh The Guardian, +972 Magazine, dan Local Call mengungkap sebuah proyek rahasia militer Israel yang menggunakan layanan Microsoft Azure untuk mengumpulkan dan menyimpan rekaman jutaan panggilan telepon warga Palestina dari Gaza dan Tepi Barat setiap harinya.


Diluncurkan pada awal 2022, sistem pengawasan ini, yang dijuluki “a million calls an hour”, memungkinkan Unit 8200 — divisi intelijen sinyal Israel — menyimpan rekaman suara warga sipil dalam skala besar di server Microsoft yang berada di Eropa.


Sistem ini menjadi bagian penting dari operasi militer, seperti perencanaan serangan udara dan pemetaan data pergerakan warga Palestina.


Laporan menyatakan bahwa antara Oktober 2023 dan Juni 2024, Israel membayar layanan konsultasi teknis dari Microsoft hingga US $ 10 juta, termasuk 19.000 jam dukungan teknis langsung untuk peningkatan infrastruktur Azure dan AI-nya. 


Pemanfaatan layanan Azure oleh militer Israel melonjak hingga 64 kali lipat pada awal 2024 dibanding sebelum konflik pecah.


Kelompok independen telah mengonfirmasi bahwa sistem “Rolling Stone”, yang melacak populasi dan mobilitas warga Palestina, turut dikelola menggunakan Azure. 


Lebih lanjut, militer Israel bahkan mengembangkan model AI berjenis ChatGPT yang dilatih dari data pengawasan untuk menjawab pertanyaan terkait target yang dipantau — membentang hingga jutaan percakapan berbahasa Arab.


Microsoft menyatakan bahwa CEO Satya Nadella tidak mengetahui data warga sipil digunakan dalam sistem ini, serta hasil investigasi internal mereka “tidak menemukan bukti Azure digunakan untuk menyakiti warga sipil”. 


Namun, beberapa karyawan Microsoft bahkan melakukan protes internal dan eksternal, bersama gerakan karyawan seperti No Azure for Apartheid, yang menyebut kolaborasi ini sebagai pelanggaran hak asasi manusia dan potensi kejahatan perang.


Informasi ini diklaim berdasar pada sumber dokumen bocoran dan wawancara dengan sejumlah narasumber independen. 


Data tersebut menjelaskan bagaimana satelit pengawasan militer Israel menggunakan layanan Azure untuk menyimpan dan menganalisis data warga sipil Palestina pada skala luar biasa. 


Artikel ini tidak hanya penting untuk awarness global, melainkan juga menjadi panggilan bagi perusahaan teknologi untuk mempertimbangkan etika dalam kontrak pertahanan.


Penulis : M. Rahmat

Editor : Kartika Manalu

𝓕𝓸𝓽𝓸 𝓣𝓮𝓻𝓫𝓪𝓻𝓾 :




Bagikan ini ke

ⓈⒽⒶⓇⒺ :

Komentar Anda

TerPopuler