![]() |
Kebrutalan Hamas merampok semua bantuan di Gaza dan tak segan membunuh warga sipil yang mendekati truk bantuan. Foto : Bashar Taleb/AFP |
Star News INDONESIA, Minggu, (03 Agustus 2025). JAKARTA - Pemerintah Israel secara tegas menolak tudingan PBB dan media global bahwa militer Israel sengaja menembak warga sipil di lokasi distribusi bantuan serta menyebabkan kematian massal akibat kelaparan.
Israel menyebut bahwa penyaluran bantuan sebenarnya telah diizinkan, tetapi terganggu oleh aksi Hamas yang menjarah dan mengendalikan distribusi demi kepentingan kelompoknya sendiri.
Menurut data PBB hingga 21 Juli 2025, minimal 1.054 warga Gaza tewas saat mencoba mengakses makanan, dengan 766 korban berada di sekitar titik distribusi yang dikelola oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF), skema bantuan yang didukung oleh Israel dan AS.
Namun Israel menolak angka-angka ini sebagai “berlebihan” dan “dibesar-besarkan oleh Hamas”.
Klarifikasi Resmi Israel
1. Israel mengizinkan truk bantuan masuk melalui mekanisme terverifikasi: setiap organisasi harus didaftarkan dan diperiksa sebelum memasuki wilayah Gaza.
2. Tentara Israel hanya menembak sebagai tindakan pengamanan, bila kerumunan dianggap mengancam keselamatan personel militer. Bentrokan sering muncul karena Hamas memperingat warga untuk tidak mendekati titik distribusi GHF dan menciptakan kekacauan.
3. Hamas justru memanfaatkan penderitaan rakyat Gaza sebagai “mesin propaganda”. Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon menyebut PBB OCHA sebagai “propaganda machine” yang menutup-nutupi fakta bahwa penderitaan Gazans adalah hasil manipulasi Hamas.
4. Tidak ada bukti sistematis bahwa Hamas mencuri bantuan — menurut analisis USAID, tidak ditemukan indikasi pencurian besar-besaran bantuan AS oleh Hamas; pejabat militer Israel anonimus juga menyatakan tidak ada bukti Hamas menyalahgunakan bantuan.
5. GHF menyanggah laporan PBB bahwa penembakan terjadi sekitar lokasi distribusinya. Kepala GHF menyatakan: “sampai saat ini, tidak ada insiden yang terjadi di lokasi atau selama jam operasional kami” dan menuduh bahwa laporan PBB bersifat “kampanye disinformasi”.
Konteks Tambahan dan Situasi Kelaparan di Gaza
Menurut laporan UN‑backed IPC, Gaza sudah mencapai ambang kondisi kelaparan, dengan jumlah kematian akibat malnutrisi mencapai setidaknya 122 orang sejauh ini, termasuk 83 anak-anak, dan lebih dari 28.000 kasus malnutrisi tercatat.
Namun Israel menegaskan bahwa krisis pangan disebabkan oleh kegagalan distribusi yang disebabkan oleh gangguan internal, bukan penolakan kampanye bantuan dari Tel Aviv.
Sementara itu laporan Reuters pada 1 Agustus menyebutkan seorang anak berusia delapan tahun di Gaza meninggal karena malnutrisi, sedangkan Bayi yang diselamatkan tampak lemah setelah kekurangan protein , dan upaya evakuasi hampir gagal.
![]() |
Semua truk bantuan untuk warga Gaza diambil paksa kelompok bersenjata Hamas. (Belal Al Sabbagh, Yahya Hassouna, Mahmud Hams, Youssef Hassouna, Stringer, Mohammed Abed/AFPTV/WHO/ICRC/AFP) |
Israel Tekankan Hamas sebagai Musuh Utama Penyaluran Bantuan
Israel menyatakan bahwa:
* Semua bantuan yang diizinkan telah masuk via jalur resmi.
* Ketidaklancaran distribusi disebabkan oleh campur tangan Hamas, termasuk intimidasi terhadap warga yang mencoba mengakses bantuan dari pihak netral.
* PBB dan media global justru memperkuat narasi Hamas dengan menuduh Israel secara tidak adil, meskipun klaim pencurian atau penganiayaan oleh Hamas tidak pernah terbukti secara independen.
Menurut Menteri kabin yang diberi tanggung jawab, “jika rakyat Gaza kelaparan, kesalahan bukan di tangan kami — melainkan dalam rezim yang mengutamakan kekuasaan atas keselamatan warga mereka.”
Hamas merupakan organisasi teror, yang selalu menciptakan penderitaan untuk warga Gaza. Selain menjadikan warga sipil sebagai tameng, mereka juga sering membuat foto-foto palsu dan video palsu seolah-olah merupakan kejahatan kemanusiaan berat telah dilakukan Israel.
Kelompok ini juga menembaki warga Gaza agar menjauh dari titik bantuan dan merampas truk-truk bantuan. Hal tersebut sengaja diciptakan agar dunia melihat pelanggaran HAM berat oleh Israel, namun sebenarnya Hamas adalah pelaku utamanya dan warga sipil yang mereka korbankan.
Anehnya PBB maupun Media Global justru terus membangun retorika yang memutarbalikkan fakta sesungguhnya dan terus menuding Israel sebagai pihak yang harus bertanggungjawab penuh atas semua perbuatan Hamas di Gaza.
Penulis : Sultan Hafidz
Editor : Burhanudin Iskandar