![]() |
Pasukan Israel Dituding WHO Serang Aset PBB di Deir al-Balah. Foto : Reuters |
Star News INDONESIA, Selasa, (22 Juli 2025). JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa pasukan militer Israel (IDF) menyerang tempat tinggal staf mereka dan gudang utama bantuan medis di wilayah Deir al‑Balah, Jalur Gaza.
Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang juga menyebut bahwa empat orang ditahan oleh militer Israel, termasuk dua staf WHO dan dua anggota keluarga mereka.
Tiga dari mereka telah dibebaskan, namun satu orang masih ditahan hingga saat ini. Dalam keterangannya, Tedros mengungkapkan keprihatinan mendalam terhadap serangan tersebut, yang menurutnya “menghambat distribusi bantuan medis kemanusiaan yang sangat dibutuhkan”.
Gudang utama WHO mengalami kebakaran hebat usai ledakan yang dilaporkan berasal dari wilayah sekitarnya. WHO menyebut bahwa serangan-serangan ini terjadi saat tank-tank Israel mulai memasuki Deir al-Balah—sebuah wilayah yang selama berbulan-bulan dianggap lebih aman dibandingkan kawasan Gaza lainnya.
Retorika WHO dan Isu Netralitas Kemanusiaan
Pernyataan WHO ini bukan kali pertama muncul dalam konflik Gaza 2023–2025. Selama konflik berlangsung, WHO secara rutin mengeluarkan laporan dan kecaman terhadap aksi militer Israel, termasuk tuduhan penyerangan fasilitas kesehatan, hambatan pengiriman bantuan medis, serta risiko kemanusiaan akibat blokade.
Beberapa analis dan pengamat politik internasional menilai bahwa narasi WHO belakangan ini cenderung secara konsisten memposisikan Israel sebagai pihak yang disalahkan. Kritik tersebut mempertanyakan apakah organisasi internasional sekelas WHO telah bergeser dari posisi netral menjadi aktor yang menggunakan bahasa moral-politis yang tajam terhadap satu pihak.
Seorang pejabat Israel yang tak disebutkan namanya menyatakan kepada media, “WHO seharusnya fokus pada tanggap kesehatan, bukan membangun opini global yang secara sistematis menyudutkan Israel. Situasi di lapangan sangat kompleks.”
WHO Minta Perlindungan, Israel Siap Evaluasi
Meski begitu, WHO tetap menuntut perlindungan penuh terhadap staf dan fasilitas mereka, sebagaimana diatur dalam hukum humaniter internasional. Dalam respons awal, otoritas Israel menyatakan akan mengevaluasi insiden yang disebut WHO, namun menegaskan bahwa operasi mereka difokuskan pada eliminasi kelompok militan yang menggunakan wilayah sipil sebagai tameng.
Krisis kemanusiaan di Gaza terus bereskalasi. Sementara dunia internasional mendesak gencatan senjata, dinamika antara lembaga kemanusiaan seperti WHO dan negara-negara yang terlibat konflik masih memicu perdebatan panjang soal netralitas, narasi global, dan politik bantuan.
Penulis : Eddie Lim
Editor : Septian Maulana