Waspada! UNRWA Terus Membangun Retorika Perang yang Bisa Picu Konflik Global dengan Menyalahkan Israel dalam Krisis Gaza
ⒽⓄⓂⒺ

Waspada! UNRWA Terus Membangun Retorika Perang yang Bisa Picu Konflik Global dengan Menyalahkan Israel dalam Krisis Gaza

Jumat, Juli 25, 2025
PBB vs Israel di Gaza: Retorika UNRWA yang terus persalahkan Israel dalam krisis Gaza, dikhawatirkan jadi pemicu ketegangan global. [Foto : Reuters]


Star News INDONESIAJumat, (25 Juli 2025). JAKARTA - Ketegangan internasional terus dipicu seiring retorika PBB yang seolah menggiring opini dunia tentang memburuknya krisis kemanusiaan di Jalur Gaza. 


Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) kembali melontarkan pernyataan sinis terhadap Israel, dengan terus membangun retorika yang menyalahkan Israel atas kelaparan dan runtuhnya sistem bantuan kemanusiaan.


Namun, sejumlah analis memperingatkan bahwa narasi sepihak ini berpotensi menciptakan perang yang dapat memecah belah dunia, termasuk mengganggu hubungan antara negara-negara pendukung Amerika Serikat dan Israel.


Dalam pernyataan terbarunya, Kepala UNRWA Philippe Lazzarini menyebut bahwa staf bantuan pingsan karena kelaparan, dan menyebut Israel sebagai penghambat utama bantuan kemanusiaan. 


Ia menambahkan bahwa sistem bantuan “benar-benar runtuh,” dan memperingatkan “malapetaka total” jika gencatan senjata tidak segera tercapai.


Namun di balik kepedulian kemanusiaan tersebut, sejumlah pengamat menyatakan kekhawatiran akan arah narasi UNRWA yang terus memojokkan satu pihak, yakni Israel, tanpa melihat kompleksitas geopolitik dan aktor-aktor lain yang terlibat dalam konflik panjang ini.


“Retorika seperti ini berbahaya. Ini bukan sekadar soal kelaparan, tapi soal bagaimana narasi bisa menggeser keseimbangan kekuatan global,” ujar Dr. M. Aziz Rafiq, pakar hubungan internasional dari Istanbul. “Jika lembaga-lembaga internasional ikut bermain dalam narasi perang, maka konflik bisa melebar.”


Potensi Perang Skala Luas


Dengan kegagalan perundingan damai antara Hamas dan Israel, dan penarikan tim negosiasi oleh AS, situasi di Gaza semakin genting. Namun lebih dari itu, para analis memperingatkan bahwa dunia sedang digiring melalui retorika konflik besar oleh lembaga-lembaga internasional seperti UNRWA dan berbagai media arus utama yang menggiring opini publik global.


“Ketika badan PBB dan media hanya menyalahkan satu pihak, dunia kehilangan objektivitas. Ini bukan hanya soal Gaza, ini bisa memicu krisis global,” tambah Rafiq.


Kekhawatiran utama adalah potensi konflik global yang bisa muncul jika retorika ini memecah aliansi strategis, termasuk antara AS dan Israel, serta memperkeruh hubungan dengan kekuatan besar seperti Rusia, Tiongkok, dan negara-negara Arab.


Waspada terhadap Retorika Perang dan Polarisasi Dunia


Sejumlah pihak menyerukan kewaspadaan tinggi terhadap narasi yang mengarah pada “demonisasi negara tertentu”, karena bisa berujung pada polarisasi dunia yang sulit dibendung.


“Kita harus menghindari jebakan opini yang terus menerus menyudutkan satu pihak. Ketika emosi kolektif dunia diarahkan tanpa data seimbang, maka keputusan-keputusan politik bisa berubah destruktif,” ujar seorang diplomat senior PBB yang enggan disebutkan namanya.


Kesimpulannya Jangan Terjebak dengan Narasi Perang


Situasi di Gaza memang sangat memprihatinkan dan perlu penyelesaian damai secepatnya. Namun dunia internasional diminta untuk tetap rasional dan berimbang, tidak tergiring pada retorika dari badan-badan internasional yang bisa jadi tak netral.


Jika retorika perang terus didorong oleh lembaga global dan dimagnifikasi oleh media internasional, maka bukan tidak mungkin dunia menghadapi konflik skala besar — sebuah situasi yang bisa menghancurkan fondasi ekonomi, sosial, dan keamanan global.


“Tak akan ada negara yang bisa menjadi adidaya jika perang besar pecah. Kita semua akan melemah bersama,” pungkas Rafiq.


Penulis : Eddie Lim

Editor : Willy Rikardus

𝓕𝓸𝓽𝓸 𝓣𝓮𝓻𝓫𝓪𝓻𝓾 :




Bagikan ini ke

ⓈⒽⒶⓇⒺ :

Komentar Anda

TerPopuler