Trump Umumkan Kesepakatan Dagang dengan Jepang, Masa Depan PM Ishiba Dipertanyakan
ⒽⓄⓂⒺ

Trump Umumkan Kesepakatan Dagang dengan Jepang, Masa Depan PM Ishiba Dipertanyakan

Rabu, Juli 23, 2025
Trump dan Ishiba Teken Kesepakatan Dagang di Tengah Krisis Politik di Tokyo. Foto : Al Jazeera


Star News INDONESIARabu, (23 Juli 2025). JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa Amerika Serikat dan Jepang telah mencapai kesepakatan dagang baru yang bertujuan memperkuat hubungan ekonomi bilateral. Pengumuman itu disampaikan saat konferensi pers bersama di sela-sela pertemuan G7 di Quebec, Kanada.


Trump menyebut perjanjian tersebut sebagai “langkah besar untuk perdagangan yang adil dan saling menguntungkan” antara dua sekutu utama di Asia-Pasifik. Kesepakatan ini mencakup pengurangan tarif impor produk pertanian Jepang serta peningkatan ekspor teknologi tinggi dari AS.


Namun di Tokyo, berita ini justru memicu gejolak politik. Perdana Menteri Shigeru Ishiba, yang baru menjabat kurang dari satu tahun, menghadapi tekanan internal setelah pemerintahannya dinilai gagal mengamankan kesepakatan lebih awal. Oposisi menuding Ishiba lamban dalam merespons tekanan dari Washington, yang sebelumnya menaikkan tarif baja dan otomotif Jepang.


Beberapa media Jepang melaporkan bahwa Ishiba tengah mempertimbangkan pengunduran diri, meskipun belum ada pernyataan resmi dari kantor perdana menteri. Sejumlah analis politik menyebut perpecahan di tubuh Partai Demokratik Liberal semakin melebar, seiring munculnya faksi-faksi yang mendesak digelarnya pemilihan ketua partai lebih awal.


Di tengah ketidakpastian ini, nilai tukar yen melemah terhadap dolar AS, dan indeks Nikkei turun 2,3% pada penutupan perdagangan hari ini. Investor merespons dengan hati-hati, menunggu kejelasan arah politik dalam negeri Jepang.


Analis memperkirakan bahwa meskipun kesepakatan dagang ini berpotensi menguntungkan Jepang dalam jangka panjang, krisis kepemimpinan bisa menunda implementasinya.


“Ini paradoks: Jepang akhirnya mendapatkan kesepakatan yang diharapkan, tapi dalam prosesnya, kepercayaan terhadap pemerintah Ishiba justru terkikis,” kata Junichi Mori, analis kebijakan dari Keio University.


Pemerintah Jepang belum merilis dokumen resmi terkait isi kesepakatan. Sementara itu, media dalam negeri terus berspekulasi soal potensi reshuffle kabinet dan kemungkinan pemilihan umum lebih awal.


Penulis : Eddie Lim

Editor : Regina Panjaitan

𝓕𝓸𝓽𝓸 𝓣𝓮𝓻𝓫𝓪𝓻𝓾 :




Bagikan ini ke

ⓈⒽⒶⓇⒺ :

Komentar Anda

TerPopuler