![]() |
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kanan) bersama Perdana Menteri Inggris Keir Starmer. Foto : Reuters: Foto/Kevin Lamarque |
Star News INDONESIA, Kamis, (31 Juli 2025). JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menegaskan kembali komitmennya yang tegas untuk mendukung Israel, setelah sebelumnya tampak memberi ruang bagi Perdana Menteri Inggris Keir Starmer untuk mempertimbangkan pengakuan terhadap Negara Palestina. Namun kini Trump menyatakan bahwa langkah tersebut akan menjadi “hadiah” bagi kelompok militan Hamas.
Starmer telah mengumumkan bahwa Inggris berencana mengakui Palestina secara resmi dalam Sidang Umum PBB pada September 2025, kecuali Israel memenuhi sejumlah syarat penting, termasuk menghentikan operasi militer di Gaza, menyediakan akses bantuan kemanusiaan yang memadai, dan menahan diri dari pencaplokan wilayah Tepi Barat.
Pernyataan ini memicu reaksi keras dari Israel, yang menyebut pengakuan tersebut sebagai legitimasi untuk Hamas dan memperlemah upaya damai.
Saat ditanya mengenai rencana itu, Trump menyatakan: “Kita tidak pernah membahasnya… Saya tidak ada pandangan soal itu. Tapi Anda bisa bilang Anda sedang memberi hadiah kepada Hamas jika Anda melakukan hal tersebut. Saya tidak termasuk dalam kamp itu.” Komentarnya ini datang dalam perjalanan dengan Air Force One saat kembali ke Washington dari Skotlandia, setelah pertemuan dengan Starmer di Turnberry Golf Resort.
Posisi Gedung Putih juga senada. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS menyebut pengakuan sepihak sebagai “hinaan bagi korban serangan teroris Hamas pada 7 Oktober 2023” dan memperingatkan bahwa hal ini dapat memberikan insentif bagi Hamas untuk mengabaikan jalur diplomasi.
Kendati Trump sempat bersikap moderat ketika bertemu Starmer—mengaku tidak keberatan siapa pun mengambil posisi politik terkait Palestina—tanpa menjadikannya kebijakan AS, posisi terakhirnya menunjukkan konsistensi pro-Israel yang kuat.
Ia juga mengkritik keras klaim Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang menyatakan tidak ada kelaparan di Gaza, dengan menyatakan bahwa citra anak-anak kelaparan di sana bersifat nyata dan tak bisa direkayasa.
Sebagai tanggapan, politisi pendukung Israel dan tokoh media sayap kanan seperti Steve Bannon dan Marjorie Taylor Greene meningkatkan tekanan terhadap Israel atas krisis kemanusiaan di Gaza. Dukungan publik AS terhadap intervensi militer Israel memasuki titik terendah baru, walau tetap tinggi di antara pemilih Partai Republik.
Dengan meningkatnya kritik domestik dan tekanan internasional, Trump tetap menyingkap bahwa kebijakan AS akan tetap berpihak pada Israel dan menolak pengakuan sepihak terhadap Palestina sebagai taktik diplomatik.
Penulis : Deni Suprapto
Editor : Willy Rikardus