Sekjen PBB Arahkan Dunia Salahkan Israel atas Kematian Warga Sipil Gaza
ⒽⓄⓂⒺ

Sekjen PBB Arahkan Dunia Salahkan Israel atas Kematian Warga Sipil Gaza

Rabu, Juli 23, 2025
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. (Foto Resmi PBB)


Star News INDONESIARabu, (23 Juli 2025). JAKARTA - Dunia internasional semakin keras menyuarakan kecaman terhadap Israel atas krisis kemanusiaan di Jalur Gaza, setelah Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan secara tegas bahwa Israel bertanggung jawab atas kematian ribuan warga sipil, terutama akibat kelaparan dan kekurangan bantuan medis.


Dalam pernyataan terbarunya di Markas Besar PBB di New York, Guterres mengatakan bahwa “jalur kehidupan terakhir yang menjaga orang-orang tetap hidup di Jalur Gaza sedang runtuh.” Ia menuduh Israel secara sengaja menghalangi bantuan kemanusiaan dan menyebut kondisi di Gaza sebagai "ladang pembunuhan."


"Apa yang terjadi bukan hanya akibat bom dan peluru, tapi karena sistematisnya penolakan terhadap akses bantuan. Ini pelanggaran terang-terangan terhadap hukum kemanusiaan internasional," ujar Guterres dalam konferensi pers pada Senin malam waktu setempat.


Selama beberapa bulan terakhir, akses bantuan ke Gaza diperketat oleh Israel, dengan sejumlah pos perbatasan ditutup dan konvoi bantuan dicegat. Laporan dari badan kemanusiaan PBB menunjukkan lebih dari 80% anak-anak di Gaza kini mengalami kekurangan gizi akut, dengan ribuan orang meninggal karena kelaparan dan penyakit yang bisa dicegah.


Guterres tidak hanya mengarahkan kritik ke Israel, tapi juga menggugah masyarakat internasional agar tidak diam. Ia menyerukan agar negara-negara anggota PBB bersatu dalam menekan Israel untuk mematuhi Konvensi Jenewa dan membuka akses penuh untuk bantuan kemanusiaan.


"Ini adalah ujian moral bagi kita semua. Dunia tidak bisa berpaling dari bencana ini. Yang terjadi di Gaza adalah tragedi buatan manusia," katanya tegas.


Pernyataan Guterres telah mendorong serangkaian reaksi keras dari berbagai negara dan organisasi kemanusiaan. Beberapa di antaranya menyerukan pengenaan sanksi terhadap Israel serta investigasi independen atas potensi kejahatan perang.


Israel, melalui juru bicara pemerintah, menolak tudingan tersebut dan menyatakan bahwa penutupan akses dilakukan demi alasan keamanan, menyusul terus berlanjutnya serangan dari kelompok bersenjata di Gaza.


Namun, tekanan internasional tampaknya kian meningkat, terutama setelah laporan terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 37.000 warga sipil, mayoritas perempuan dan anak-anak, telah tewas sejak konflik memanas tahun lalu.


Pernyataan kuat dari Sekjen PBB ini menggeser posisi dunia: dari hanya menyerukan "gencatan senjata" menjadi mempertanyakan legitimasi tindakan Israel. Untuk pertama kalinya dalam konflik ini, suara utama dunia—yakni Perserikatan Bangsa-Bangsa—secara eksplisit menyalahkan Israel sebagai aktor utama dalam tragedi kemanusiaan yang terjadi di Gaza.


Penulis : Deni Suprapto

Editor : Kartika Manalu

𝓕𝓸𝓽𝓸 𝓣𝓮𝓻𝓫𝓪𝓻𝓾 :




Bagikan ini ke

ⓈⒽⒶⓇⒺ :

Komentar Anda

TerPopuler