![]() |
Babak Perempat Final Piala Dunia Antarklub Tunjukkan Potensi di Tengah Kritik Panas. Foto : Reuters/AP |
Star News INDONESIA, Minggu, (06 Juli 2025). JAKARTA - Turnamen Piala Dunia Antarklub 2025 versi baru FIFA tengah jadi sorotan tajam.
Sejak fase grup dimulai, gelaran yang digadang-gadang sebagai ajang elite antarklub ini dihantam berbagai kritik, mulai dari jadwal padat, suhu ekstrem, hingga kendala bagi para pendukung dan pemain yang datang dari berbagai belahan dunia.
Serikat pemain Prancis (UNFP) menyebut turnamen ini sebagai “game of massacre”, mengingat padatnya jadwal kompetisi yang langsung menyambung setelah musim panjang liga domestik dan Eropa.
Kritik serupa juga dilontarkan oleh pelatih-pelatih besar, termasuk Jurgen Klopp yang menilai bahwa turnamen ini tidak memberi nilai tambah secara signifikan bagi klub dan pemain.
Cuaca juga menjadi sorotan. Sebagian besar pertandingan digelar siang hari dengan suhu mencapai lebih dari 32 derajat Celsius.
Pelatih Borussia Dortmund, Niko Kovac, mengeluhkan jadwal kick-off yang tidak manusiawi.
Ia menyerukan agar FIFA menjadwalkan pertandingan malam hari demi keselamatan pemain. Kritik ini disuarakan juga oleh organisasi pemain dunia FIFPRO.
Kendala lain datang dari sisi penonton. Banyak penggemar dari luar AS mengalami kesulitan mendapatkan visa atau mengalami penundaan proses imigrasi.
Sebagian bahkan batal hadir karena prosesnya yang memakan waktu dan biaya. Tiket pertandingan pun sempat sepi peminat, memaksa FIFA memangkas harga demi meningkatkan okupansi stadion.
Namun, kondisi mulai berubah sejak babak perempat final. Pertandingan seru seperti PSG kontra Bayern Munich dan Real Madrid melawan Borussia Dortmund menyedot perhatian lebih besar.
Atmosfer pertandingan memanas dan stadion mulai dipenuhi penonton lokal maupun internasional.
Media seperti The Guardian dan ESPN menyebut babak ini sebagai titik balik turnamen, yang semula dianggap gagal menjadi lebih hidup dan kompetitif.
Meski kontroversi masih menyelimuti, perkembangan di babak gugur menunjukkan bahwa versi baru Piala Dunia Antarklub ini masih punya potensi menjadi turnamen elite jika diperbaiki secara struktural dan logistik.
FIFA sendiri belum memberikan pernyataan resmi atas kritik yang dilayangkan, namun pengamat menilai fase akhir turnamen akan menjadi ujian utama bagi kredibilitas format baru ini.
Penulis : Jufri Syamsudin
Editor : Willy Rikardus