Negosiasi Perdamaian Gaza Gagal! Hamas Hadapi Ancaman Serius dari Israel
ⒽⓄⓂⒺ

Negosiasi Perdamaian Gaza Gagal! Hamas Hadapi Ancaman Serius dari Israel

Sabtu, Juli 12, 2025
Netanyahu tegaskan Hamas Harus Dibubarkan atau Dihancurkan, IDF siapkan Operasi Besar di Gaza. (Foto : Reuters)


Star News INDONESIASabtu, (12 Juli 2025). JAKARTA - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali menegaskan sikap tegas terhadap Hamas: “Jika tidak bubar secara sukarela, kami akan menghancurkannya” — sambil menyiapkan strategi militer menyeluruh di Gaza. 


Pernyataan ini muncul di tengah negosiasi gencatan senjata 60 hari yang tengah berlangsung dengan Doha, AS, dan Qatar menjadi mediator utama.


Syarat Ceasefire: Demiliterisasi Mutlak


Netanyahu menegaskan satu syarat tak tergoyahkan: Hamas harus menyerahkan sepenuhnya dan melucuti senjatanya sebelum pencapaian gencatan permanen bisa dibicarakan.


Ancaman Operasi Militer “Kekuatan Penuh”


Dalam beberapa bulan terakhir, strategi militer Israel berlanjut intensif. Pada Mei 2025, diluncurkan "Operation Gideon's Chariots" untuk mengambil kendali hingga 75 % wilayah Gaza dan melumpuhkan kepemimpinan Hamas, termasuk pembentukan “Morag Corridor” guna menekan negosiasi sandera.


Rencana “Humanitarian City” dan Penolakan IDF


Sebuah rencana relokasi besar-besaran warga Gaza ke zona terpusat di Rafah dikemukakan sebagai bagian dari strategi Israel. 


Namun, gagasan ini dikritik oleh Panglima Militer dan tentara cadangan IDF sebagai potensi pelanggaran hukum hak asasi.


Tekanan Diplomatik dan Hubungan AS


Negosiasi terus bergulir di Doha. Netanyahu yang kini berada di Washington menyampaikan, jika Hamas tak menyetujui syarat militeritas dan kontrol Israel, militer akan bertindak lebih agresif. 


Pihak AS, termasuk pimpinan delegasi, mendukung posisi ini, menolak mundurnya pasukan Israel secara penuh.


Dilema Kemanusiaan dan Realitas Lapangan


Konflik sejak Oktober 2023 telah menewaskan puluhan ribu warga Palestina dan menimbulkan kehancuran besar di Gaza. 


Serangan udara bulan Maret menimbulkan kecaman internasional. Sementara situasi gencatan senjata menjadi semakin rumit karena kekhawatiran tentang stabilitas jangka panjang dan keamanan Israel.


Netanyahu menempatkan tekanan keras pada Hamas melalui dua pendekatan: diplomatik melalui syarat demiliterisasi untuk gencatan, dan militer melalui strategi agresif di Gaza. 


IDF memainkan peran sentral, namun terdapat ketegangan internal soal aspek kemanusiaan dari operasi militer. Proses diplomasi tetap terbuka—namun jembatan untuk kompromi masih bergantung pada Hamas.


Penulis : Eddie Lim

Editor : Meli Purba

𝓕𝓸𝓽𝓸 𝓣𝓮𝓻𝓫𝓪𝓻𝓾 :




Bagikan ini ke

ⓈⒽⒶⓇⒺ :

Komentar Anda

TerPopuler