![]() |
Puluhan Ribu massa memadati Dataran Merdeka, menuntut agar Perdana Menteri Anwar Ibrahim untuk mundur. Foto : The Star |
Star News INDONESIA, Sabtu, (26 Juli 2025). JAKARTA - Dataran Merdeka, ikon perjuangan kemerdekaan Malaysia, hari ini kembali menjadi saksi sejarah.
Ribuan warga dari berbagai penjuru negeri berkumpul dalam aksi damai bertajuk Himpunan Turun Anwar, menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim, Pada Sabtu, (26/07/2025).
Kerumunan massa mulai terlihat sejak pukul 07.00 pagi di titik-titik strategis seperti Masjid Negara, Sogo, Masjid Jamek, dan Pasar Seni.
Sekitar pukul 14.50, ribuan demonstran yang berpakaian serba hitam memenuhi Dataran Merdeka, sembari meneriakkan slogan “Turun Anwar” dan membawa poster bertuliskan keluhan terhadap isu-isu nasional.
Unjuk rasa ini diorganisir oleh koalisi oposisi, terutama Perikatan Nasional (PN) dan beberapa organisasi masyarakat sipil, sebagai bentuk protes terhadap kenaikan biaya hidup, ketidakpuasan terhadap arah kebijakan pemerintah, serta tudingan kegagalan dalam menjalankan reformasi sistemik.
Polis Diraja Malaysia (PDRM) menyatakan bahwa aksi berlangsung dalam keadaan aman dan tertib. Sekitar 2.000 personel dikerahkan guna mengawal keamanan publik.
"Kami menjamin hak rakyat untuk bersuara asalkan dilakukan secara sah dan damai," ujar Kepala Polisi Kuala Lumpur, Datuk Rusdi Mohd Isa.
PDRM memperkirakan jumlah peserta mencapai sekitar 15.000 hingga 18.000 orang. Namun, pihak penyelenggara mengklaim jumlah kehadiran jauh lebih besar dan menargetkan hingga 300.000 peserta.
Sejumlah tokoh politik oposisi turut hadir dan menyampaikan orasi menentang kebijakan pemerintah saat ini.
Sementara itu, Perdana Menteri Anwar Ibrahim sebelumnya menyatakan bahwa pemerintah menghormati hak rakyat untuk berkumpul dan menyampaikan aspirasi, namun mengimbau agar aksi dilakukan secara tertib tanpa melanggar hukum.
Sekretaris politik Perdana Menteri menyebut unjuk rasa ini sebagai manuver politik segelintir kelompok yang tidak mencerminkan pandangan umum masyarakat.
"Pemerintahan tetap fokus menjalankan reformasi dan menjaga stabilitas negara," katanya dalam pernyataan resmi.
Aksi ini menambah dinamika baru dalam politik Malaysia, yang dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan gejala ketegangan sosial akibat beban ekonomi dan tantangan kebijakan pasca-pandemi.
Pantauan terakhir menunjukkan massa mulai membubarkan diri dengan tertib menjelang malam. Belum ada insiden besar yang dilaporkan. Pemerintah dan oposisi kini menghadapi ujian politik yang semakin kompleks menjelang tahun pemilu mendatang.
Penulis : Sultan Hafidz
Editor : Fajar Ali