![]() |
Serangan udara Israel di kafe tepi pantai populer di Gaza menewaskan sedikitnya 30 orang. Foto: Haitham Imad/EPA |
Star News INDONESIA, Selasa, (01 Juli 2025). JAKARTA - Israel melancarkan eskalasi militer besar-besaran di Jalur Gaza, Pada Senin, (30/06/2025), menewaskan sekitar 60 warga Palestina.
Langkah ini diambil bersamaan dengan perintah evakuasi skala luas di utara Gaza, yang memicu gelombang pengungsian massal.
Serangan ini terjadi saat utusan senior PM Benjamin Netanyahu, Ron Dermer, tiba di Washington untuk pembicaraan gencatan senjata, tak lama setelah Donald Trump menyerukan kesepakatan yang melibatkan pembebasan 50 sandera Hamas.
Kronologi dan Dampak
* Peningkatan intensitas serangan terjadi pada hari Senin; pesawat tempur dan tank Israel menyerang utara Gaza, terutama wilayah Zeitoun dan sejumlah sekolah, menyasar target militan dan mengakibatkan kerusakan struktural.
* Pemerintah militer Israel menginstruksikan evakuasi penduduk Utara Gaza menuju selatan, di tengah kehancuran dan kondisi wilayah yang makin hancur.
* Korban tewas termasuk warga sipil, dengan sedikitnya 60 orang dilaporkan meninggal—beberapa di antaranya tewas saat serangan udara menimpa kafe pantai dan sejumlah sekolah tempat warga berlindung.
Konteks Diplomatik
* Ron Dermer tiba di Washington pada hari yang sama untuk membahas mina gencatan senjata Gaza dan Iran bersama pejabat AS menjelang pertemuan PM Netanyahu dengan Presiden Trump.
* Sehari sebelumnya, Trump melalui media sosial mendesak Israel agar mencapai gencatan senjata di Gaza dan membebaskan sandera Hamas, diiringi harapan pembebasan 50 sandera.
Tinjauan Situasi
* Konflik ini kini telah berlangsung 20 bulan, dimulai sejak 7 Oktober 2023, dengan korban lebih dari 56.000 warga Palestina tewas .
* Meskipun situasi diplomatik menunjukkan potensi gencatan senjata, eskalasi militer baru menegaskan bahwa kesepakatan belum tercapai, sementara warga Gaza terus menanggung penderitaan berat.
Prospek Perdamaian
* Kedatangan Dermer dan rencana pertemuan Netanyahu–Trump pada 7 Juli diyakini sebagai langkah penting untuk mendorong perjanjian gencatan senjata serta pertukaran sandera.
* Namun, media internasional mencatat bahwa meskipun ada momentum diplomatik, perbedaan posisi masih sangat lebar: Israel menginginkan pelucutan senjata total Hamas sementara Hamas menuntut penghentian perang dan jaminan evakuasi.
Analisis
Eskalasi serangan Israel di utara Gaza pada 30 Juni 2025, dengan sekitar 60 warga tewas, benar-benar terjadi dan berlangsung bersamaan dengan upaya diplomatik yang sedang digalang di Washington.
Ronde perundingan berikutnya dan intensitas militer di lapangan masih akan memainkan peran krusial dalam menentukan apakah perang ini akan menemui gencatan senjata atau memasuki fase baru.
Penulis : Deni Suprapto
Editor : Regina Panjaitan