![]() |
Presiden Donald Trump berbicara dengan wartawan sebelum berangkat dengan Marine One dari Halaman Selatan Gedung Putih, 25 Juli 2025, di Washington. Foto : Alex Brandon/AP |
Star News INDONESIA, Minggu, (27 Juli 2025). JAKARTA - Presiden AS, Donald Trump, menegaskan bahwa Hamas secara tegas menolak gencatan senjata dan tidak berminat untuk membuat kesepakatan damai.
Trump mengatakan bahwa kelompok itu "didn't want to make a deal" dan secara mengejutkan menambahkan bahwa “they want to die”.
Dalam pernyataannya, Trump mengatakan Hamas menggunakan sandera sebagai alat tawar-menawar dan menggunakan penolakan gencatan senjata sebagai alasan untuk memperpanjang konflik.
Pernyataan Trump datang saat delegasi AS menarik diri dari negosiasi gencatan senjata di Doha, menyusul sikap diniat dari Hamas yang dianggap tidak sungguh-sungguh berunding dan tidak memenuhi tuntutan internasional tentang pembebasan sandera.
Tindakan Hamas ini seolah menegaskan bahwa mereka merupakan pihak yang berhak atas nyawa warga Palestina karena dengan menolak kesepakatan, itu artinya Hamas memikul tanggung jawab utama atas kematian seluruh warga sipil di Gaza.
Dengan demikian maka secara otomatis warga Gaza kini telah terjebak dalam sebuah lembah kematian yang mengerikan yang tak berkesudahan.
Sementara itu, media internasional dan lembaga kemanusiaan terus memprovokasi dengan membangun retorika krisis kemanusiaan parah di Gaza, termasuk tingkat kematian yang meningkat, kelaparan, serta kekurangan bantuan yang tak terdistribusi secara memadai,
Dan terus menggiring opini dunia untuk mempersalahkan Israel sebagai satu-satunya pihak yang bertanggungjawab penuh terhadap kondisi Gaza. Namun banyak pihak kini justru menaruh perhatian pada bagaimana penolakan gencatan senjata oleh Hamas yang memperburuk krisis tersebut.
Pernyataan Donald Trump memperjelas bahwa Hamas menolak setiap bentuk gencatan senjata dan bertindak tanpa itikad baik, sehingga memicu eskalasi konflik dan korbannya adalah warga sipil di Gaza.
Dunia perlu melihat konflik ini dari sudut pandang tersebut, menegaskan bahwa sikap Hamas menolak kesepakatan membuat mereka berperan besar atas tingginya kematian warga sipil.
Penulis : Sultan Hafidz
Editor : Burhanudin Iskandar