Gagal Capai Perdamaian Gaza, Netanyahu Pilih Perkuat Aliansi dengan Trump
ⒽⓄⓂⒺ

Gagal Capai Perdamaian Gaza, Netanyahu Pilih Perkuat Aliansi dengan Trump

Sabtu, Juli 12, 2025
Netanyahu ke Israel Tanpa Kesepakatan Damai, Perdamsmaian Gaza GAGAL. Foto : Reuters


Star News INDONESIASabtu, (12 Juli 2025). JAKARTA - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali ke negaranya pada Jumat tanpa membawa pulang kesepakatan gencatan senjata dalam konflik berkepanjangan di Gaza. 


Meski sebelumnya ada prediksi optimistis dari sejumlah pejabat AS dan Israel terkait potensi terobosan diplomatik, pembicaraan intensif selama kunjungan Netanyahu belum membuahkan hasil konkret.


Dalam kunjungan ketiganya ke Washington sejak Donald Trump menjabat kembali sebagai Presiden AS, Netanyahu bertemu dengan sejumlah pejabat tinggi, termasuk Trump dan utusan khusus Timur Tengah, Steve Witkoff. 


Meskipun tak ada kesepakatan final, kunjungan tersebut menampilkan komitmen Netanyahu untuk mengakhiri konflik Gaza, sekaligus menunjukkan dukungan eksplisit terhadap kepemimpinan Trump.


“Saya harap kita bisa menyelesaikannya dalam beberapa hari,” ujar Netanyahu saat diwawancarai oleh Newsmax. Ia membuka peluang adanya gencatan senjata selama 60 hari, dimulai dari pembebasan sandera secara bertahap. Namun, ia menegaskan bahwa syarat utama Israel tetap mutlak: Hamas harus dibubarkan dan Gaza didemiliterisasi.


Di sisi lain, perundingan di Doha belum mencapai titik temu. Witkoff bahkan menunda kunjungannya ke Qatar karena negosiasi macet. Peta kontrol wilayah Gaza yang semula diusulkan Israel ditolak oleh Gedung Putih karena dinilai terlalu pro-Israel, dan kini sedang direvisi agar lebih dapat diterima oleh pihak AS.


Kelompok Hamas juga menyuarakan keberatan terhadap sejumlah isu, termasuk kelanjutan pengiriman bantuan oleh Dana Kemanusiaan Gaza (GHF) dan syarat gencatan senjata permanen yang ditolak oleh Israel. Data PBB menyebutkan bahwa sejak bulan Mei, hampir 800 orang tewas saat mencoba mencapai titik distribusi bantuan.


Meski kembali ke Israel tanpa pencapaian besar, Netanyahu sukses memproyeksikan hubungan erat dengan Trump. Hal ini menjadi penting bagi citranya di dalam negeri, terlebih saat ia tengah menghadapi tekanan dari koalisi sayap kanan dan kasus korupsi yang masih menggantung.


Di tengah diplomasi yang gagal, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengumumkan sanksi terhadap Francesca Albanese, pakar HAM PBB yang menyerukan penyelidikan terhadap Israel di Mahkamah Pidana Internasional. Langkah ini memperlihatkan betapa sensitifnya isu Gaza di mata Washington, sekaligus memperkuat aliansi strategis AS-Israel.


Bagi Netanyahu, lawatan ini memang tidak menghasilkan perdamaian, tetapi memberi panggung untuk memperkuat pesan: bahwa dirinya dan Trump tetap satu suara soal Gaza, bahkan saat dunia internasional terus mendesak diakhirinya konflik berdarah tersebut.


Penulis : Tito Ibrahim

Editor : Regina Panjaitan

𝓕𝓸𝓽𝓸 𝓣𝓮𝓻𝓫𝓪𝓻𝓾 :




Bagikan ini ke

ⓈⒽⒶⓇⒺ :

Komentar Anda

TerPopuler