![]() |
Warga Thailand yang melarikan diri dari bentrokan antara tentara Thailand dan Kamboja. Foto: Sunny Chittawil/AP |
Star News INDONESIA, Kamis, (24 Juli 2025). JAKARTA - Ketegangan yang telah membara selama berminggu-minggu di sepanjang perbatasan Thailand dan Kamboja meletus menjadi bentrokan terbuka pada Kamis pagi, ketika pasukan kedua negara saling menembakkan senjata berat dan artileri di wilayah sengketa sekitar Candi Ta Moan Thom.
Militer Thailand mengonfirmasi bahwa jet tempur F‑16 mereka meluncurkan serangan udara terhadap “sasaran militer sah” di dalam wilayah Kamboja, menyusul laporan tembakan roket dan artileri dari pihak Kamboja yang menghantam desa perbatasan Thailand.
Pemerintah Thailand menyebut tindakan tersebut sebagai “respon terbatas namun tegas” terhadap apa yang mereka sebut sebagai provokasi berulang.
Di pihak lain, Kementerian Pertahanan Kamboja mengklaim serangan Thailand melukai sedikitnya 17 warga sipil dan menghancurkan sejumlah fasilitas publik. Satu anak dilaporkan tewas dalam serangan udara, memicu kecaman dari komunitas internasional.
Bentrokan ini merupakan puncak dari ketegangan yang terus meningkat sejak awal tahun, yang dipicu oleh kontroversi budaya dan klaim sejarah atas situs candi kuno di wilayah perbatasan.
Upaya diplomasi sempat dilakukan pada bulan Juni, namun gagal meredam konflik.
Lebih dari 40.000 warga Thailand telah dievakuasi dari wilayah perbatasan sejak pagi hari. Pemerintah kedua negara saling mengusir duta besar masing-masing, sementara Dewan Keamanan PBB dijadwalkan menggelar sidang darurat malam ini untuk membahas eskalasi tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanda-tanda penurunan intensitas bentrokan. Suara ledakan dilaporkan masih terdengar dari sisi utara Provinsi Oddar Meanchey, Kamboja, dan wilayah Surin, Thailand.
Pemerhati konflik Asia Tenggara menilai, jika tidak segera diredam, konflik ini bisa berkembang menjadi perang perbatasan berskala penuh.
Penulis : Cheryil Apriani
Editor : Willy Rikardus