Drama Senat Memuncak! Thom Tillis “Meledakkan” RUU Indah Trump & Putuskan Pensiun—Ada Apa di Balik Layar?
ⒽⓄⓂⒺ

Drama Senat Memuncak! Thom Tillis “Meledakkan” RUU Indah Trump & Putuskan Pensiun—Ada Apa di Balik Layar?

Selasa, Juli 01, 2025
Medicaid Terancam! Senator GOP Bongkar ‘One Big Beautiful Bill’ Trump, Washington Geger!


Star News INDONESIASelasa, (01 Juli 2025). JAKARTA - Senat Amerika Serikat kembali menjadi panggung drama politik setelah Senator Thom Tillis (Republik, North Carolina) berpidato berapi-api menolak RUU anggaran “One Big Beautiful Bill” yang didorong Presiden Donald Trump. 


Dalam momen mengejutkan, Tillis sekaligus mengumumkan tidak akan mencalonkan diri lagi pada pemilu 2026, menandai berakhirnya karier delapan tahunnya di Capitol Hill. 


RUU setebal 940 halaman—dijuluki Trump sebagai “RUU besar dan indah” —merangkum potongan pajak besar‑besaran, peningkatan belanja pertahanan, serta kebijakan imigrasi garis keras. Namun bagian yang paling kontroversial adalah pemangkasan ratusan miliar dolar bagi Medicaid dan program bantuan sosial lain yang menopang jutaan warga AS berpendapatan rendah. 


Di lantai Senat, Tillis menuduh RUU tersebut “mengkhianati janji kami kepada keluarga pekerja” dan menyatakan “tidak akan ikut menurunkan kualitas hidup rakyat North Carolina.” Sorotan publik kian tajam ketika ia menutup pidatonya dengan kalimat, “Inilah batas saya, dan saya tidak akan melompatinya demi jabatan.” 


Penolakan Tillis membuat Republik hanya bisa kehilangan tiga suara jika ingin lolos dengan mayoritas tipis 51–49. 


Senator moderat seperti Susan Collins dan Lisa Murkowski belum berkomitmen, sementara kalangan “defisit hawks” menuntut pemotongan belanja lebih tajam sebelum menyetujui paket Trump. 


Di balik layar, Gedung Putih menggencarkan tekanan. Presiden Trump—yang menargetkan pengesahan sebelum perayaan 4 Juli—meramaikan Truth Social dengan seruan kepada “Senator penakut” agar “mengambil sikap atau pulang”. Wakil Presiden JD Vance sudah siaga di Capitol untuk memecah potensi kebuntuan lewat suara penentu. 


Proses “vote‑a‑rama” maraton yang dimulai Minggu malam kini memasuki hari kedua, dengan ratusan amandemen—mulai dari pengecualian Alaska atas pemotongan SNAP hingga ketentuan E‑Verify wajib—diperdebatkan demi meraih dukungan fraksi yang berbeda‑beda. 


Respons Demokrat pun tak kalah tegas. Pemimpin Minoritas Chuck Schumer menyebut RUU ini “hadiah korporasi yang dibungkus pita bintang‑garis”, sementara Senator Bernie Sanders berjanji akan mengajukan puluhan amandemen progresif guna “memperlihatkan prioritas sejati GOP”. 


Bagi North Carolina, keputusan Tillis membuka kontestasi 2026 lebih dini. Tokoh Partai Demokrat state‑wide, mantan Hakim Agung Cheri Beasley, sudah memberi sinyal “mempertimbangkan semua opsi”. 


Sementara di kubu Republik, pengusaha konservatif Mark Walker disebut‑sebut paling siap merebut kursi kosong. Konstituen kini menanti: akankah penolakan Tillis terhadap pemangkasan Medicaid menjadi warisan atau sekadar catatan kaki di tengah pusaran “RUU besar dan indah” Trump? 


Penulis : M. Rahmat

Editor : Septian Maulana

🅵🅾🆃🅾 🆃🅴🆁🅱🅰🆁🆄 :




Bagikan ini ke

ⓈⒽⒶⓇⒺ :

Komentar Anda

TerPopuler