Di Balik Layar Konflik Global: Skema Metageopolitik, Elit Dunia, dan Juruselamat Palsu
ⒽⓄⓂⒺ

Di Balik Layar Konflik Global: Skema Metageopolitik, Elit Dunia, dan Juruselamat Palsu

Sabtu, Juli 26, 2025
Klaus Schwab pendiri World Economic Forum (WEF). Foto : Reuters


Star News INDONESIASabtu, (26 Juli 2025). JAKARTA - Dalam rentang waktu dua dekade terakhir, dunia menghadapi rentetan krisis yang terkesan terhubung erat: konflik berkepanjangan, kerusakan ekonomi, pandemi, hingga bencana alam besar. 


Di balik semua ini, ada kekuatan tersembunyi yang memanfaatkan kekacauan untuk memajukan agenda globalis yang mengikis kedaulatan negara-negara dan mengekang kebebasan rakyat.


Skema Metageopolitik dan Penguasaan Global


Skema metageopolitik adalah peta kekuasaan yang dijalankan oleh elit global melalui aliansi strategis lintas lembaga internasional dan perusahaan multinasional. 


Mereka bukan sekadar aktor tunggal, melainkan jaringan kompleks yang melibatkan badan-badan seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi-organisasi didalamnya, Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia, World Economic Forum (WEF), hingga Uni Eropa (UE) sebagai blok kekuatan regional.


Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi-organisasi didalamnya: Alat Legitimasi dan Penekan


PBB, yang semula dibentuk untuk menjaga perdamaian dunia, kini menjadi alat legitimasi kebijakan yang sarat kepentingan elit global. 


Organisasi seperti UNICEF, WHO, dan UNHCR sering tampil sebagai “penolong kemanusiaan,” namun di balik layar, mereka turut menjadi alat propaganda untuk menjustifikasi intervensi dan pembatasan kedaulatan.


Misalnya, dalam konflik Gaza, lembaga-lembaga PBB mengangkat isu kemanusiaan seperti malnutrisi anak dan krisis kesehatan, yang memang nyata adanya. 


Namun, laporan dan narasi ini acap dipolitisasi untuk mengutuk satu pihak—Israel—sementara akar konflik yang jauh lebih kompleks dengan aktor global jarang dikupas secara menyeluruh.


IMF dan Bank Dunia: Penekan Ekonomi Negara Berkembang


IMF dan Bank Dunia mengendalikan hampir seluruh ekonomi negara berkembang lewat pinjaman berbunga tinggi dan syarat-syarat restrukturisasi yang memaksa liberalisasi pasar dan privatisasi aset strategis. 


Direktur IMF Kristalina Georgieva dan Presiden Bank Dunia Ajay Banga menjalankan misi yang selaras dengan agenda elit global: memastikan dominasi modal asing dan ketergantungan ekonomi jangka panjang.


Program “bailout” sering diikuti pemotongan anggaran sosial yang drastis, mengakibatkan kemiskinan meningkat dan ketidakstabilan sosial. Ini menjadi siklus yang memudahkan intervensi politik dan bahkan militer oleh negara-negara besar.


World Economic Forum dan Klaus Schwab: Arsitek “Great Reset”


WEF dan Klaus Schwab memproyeksikan diri sebagai visioner perubahan global. Namun, program “Great Reset” mereka mengusulkan digitalisasi total, penghapusan uang tunai, dan penguatan kontrol teknologi yang memungkinkan pengawasan massal dan pengurangan kebebasan individu. 


Klaus Schwab mengumpulkan elit bisnis, politik, dan teknologi untuk menyiapkan tatanan dunia baru yang berpusat pada “stakeholder capitalism” yang sebenarnya menguntungkan oligarki global.


Uni Eropa dan Kekuasaan Regional


Uni Eropa di bawah Ursula von der Leyen semakin mengukuhkan posisinya sebagai kekuatan global yang menekan negara-negara anggota agar tunduk pada kebijakan pusat. 


Kebijakan fiskal dan perdagangan sering kali tidak pro-rata dan justru memperlemah negara anggota yang lebih kecil secara ekonomi, memperbesar jurang ketimpangan di dalam blok tersebut.


Elit Global dan Pemimpin Dunia: Siapa Juru Selamat Palsu?


Agenda besar ini meliputi sebuah rancangan dunia baru dengan menciptakan krisis yang terus menerus—baik perang, gempa bumi, maupun krisis ekonomi—memancing munculnya figur yang nanti akan diposisikan sebagai “penyelamat dunia.” 


Namun, sejumlah analisis yakin bahwa figur itu akan dikendalikan oleh jaringan elit yang sama, dan agenda mereka lebih ke arah mengonsolidasikan kekuasaan daripada menyelesaikan akar masalah.


Tokoh tersebut akan didukung oleh media arus utama, lembaga internasional, dan raksasa teknologi, sehingga narasi alternatif dan kritik sistematis sulit berkembang. 


Sistem ini berbahaya karena membentuk ketergantungan ideologis dan ekonomi, sekaligus mematikan gerakan kemerdekaan dan kedaulatan nasional semua negara.


Ancaman Global dan Jalan Keluar


Jika dunia terus terjebak dalam permainan elit ini tanpa kesadaran kritis, kita akan menghadapi perang skala besar, keruntuhan ekonomi yang lebih parah, dan hilangnya kontrol rakyat atas sumber daya dan kebijakan. 


Kedaulatan negara sudah banyak terkikis, dan bank-bank internasional menguasai sebagian besar aset negara.


Jalan keluar nyata adalah membangun kesadaran global akan skema ini, mengembangkan solidaritas lintas negara dan komunitas untuk melawan dominasi elit, serta menghidupkan kembali kedaulatan dan demokrasi nyata di tingkat lokal dan nasional.


Penulis : M. Rahmat

Editor : Fajar Ali

𝓕𝓸𝓽𝓸 𝓣𝓮𝓻𝓫𝓪𝓻𝓾 :




Bagikan ini ke

ⓈⒽⒶⓇⒺ :

Komentar Anda

TerPopuler