![]() |
Pohon-pohon terendam oleh luapan Sungai Guadalupe di Kerrville saat banjir melanda. Foto : AFP/People |
Star News INDONESIA, Minggu, (06 Juli 2025). JAKARTA - Banjir bandang mematikan melanda wilayah pedalaman Texas, khususnya daerah Hill Country, sejak Kamis malam hingga Jumat pagi waktu setempat, menewaskan sedikitnya 52 orang dan menyebabkan puluhan lainnya masih dinyatakan hilang.
Peristiwa ini menjadi salah satu bencana alam paling tragis yang melanda negara bagian tersebut dalam beberapa dekade terakhir.
Menurut laporan dari The Economic Times dan Reuters, sebagian besar korban adalah anak-anak dan remaja perempuan yang tengah mengikuti kegiatan musim panas di Camp Mystic, sebuah kamp terkenal di wilayah Hunt, Kerr County.
![]() |
Nampak papan peringatan yang runtuh pasca banjir di Camp Mystic— Foto : AP Photo/Julio Cortez |
Hujan lebat yang mengguyur kawasan tersebut secara tiba-tiba menyebabkan Sungai Guadalupe meluap drastis hingga mencapai ketinggian 29 kaki hanya dalam waktu 45 menit.
“Air naik begitu cepat—kami tak punya cukup waktu untuk evakuasi seluruh anak-anak dari asrama,” ungkap seorang staf kamp yang selamat. Setidaknya 27 gadis dari Camp Mystic masih dinyatakan hilang hingga Sabtu pagi.
Petugas penyelamat dari berbagai wilayah dikerahkan dalam operasi pencarian yang melibatkan helikopter, drone, hingga unit penyelam. Namun, derasnya arus dan lumpur tebal menghambat proses evakuasi.
Menurut Southern Living, kota kecil seperti Hunt dan Kerrville mengalami kerusakan besar: rumah-rumah hancur, kendaraan terseret air, dan jalur komunikasi terputus. Masyarakat setempat juga kehilangan akses listrik dan air bersih.
![]() |
Sungai Guadalupe yang meluap dan menenggelamkan area sekitarnya. Foto : REUTERS/Sergio Flores |
Sementara itu, Gubernur Texas Greg Abbott telah mengumumkan status darurat untuk beberapa distrik dan menginstruksikan tim Penanggulangan Bencana Negara untuk segera memberikan bantuan logistik dan medis ke lokasi terdampak.
Sejumlah organisasi bantuan kemanusiaan, termasuk Palang Merah Amerika, telah membuka posko darurat dan menggalang dana untuk membantu para korban.
Hingga berita ini diturunkan, jumlah korban tewas diperkirakan masih akan bertambah, mengingat banyak korban yang belum ditemukan.
Para ahli memperkirakan hujan ekstrem ini merupakan bagian dari pola cuaca global yang kian tidak menentu, didorong oleh perubahan iklim.
Penulis : Tito Ibrahim
Editor : Septian Maulana