UNICEF: Krisis Air di Gaza Picu Lonjakan Malnutrisi dan Kematian Anak
ⒽⓄⓂⒺ

UNICEF: Krisis Air di Gaza Picu Lonjakan Malnutrisi dan Kematian Anak

Sabtu, Juni 21, 2025
Bocah menjual air di jalan—ilustrasi nyata dari “kekeringan buatan manusia,” dengan hanya 40% fasilitas masih beroperasi. Foto: Reuters/NurPhoto – sumber terpercaya dan digunakan dalam laporan UNICEF


Star News INDONESIASabtu, (21 Juni 2025). JAKARTA - Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) menyampaikan peringatan keras mengenai krisis kemanusiaan yang semakin dalam di Jalur Gaza, khususnya terhadap anak-anak yang kini terancam meninggal karena kehausan dan kelaparan. 


Krisis ini dipicu oleh runtuhnya total sistem penyediaan air bersih setelah berbulan-bulan infrastruktur sipil dihancurkan dan pasokan bahan bakar dihentikan.


Dalam laporan yang dirilis pada 20 Juni 2025, UNICEF menyebutkan bahwa hanya sekitar 40 persen dari kapasitas produksi air Gaza yang masih berfungsi. Krisis ini menciptakan kondisi "kekeringan buatan manusia", yang jika tidak segera ditangani, akan menyebabkan kematian ribuan anak akibat dehidrasi.


“Anak-anak di Gaza sudah mulai menunjukkan tanda-tanda dehidrasi parah. Sistem air benar-benar kolaps. Jika pasokan air dan bahan bakar tidak segera dipulihkan, anak-anak akan mulai mati kehausan,” tegas James Elder, juru bicara UNICEF.


Bersamaan dengan runtuhnya sistem air, UNICEF juga melaporkan bahwa tingkat malnutrisi akut pada balita naik 50 persen hanya dalam waktu satu bulan. Selain itu, hampir setengah juta orang saat ini berada di ambang kelaparan.


Situasi kemanusiaan semakin diperburuk oleh fakta bahwa warga sipil, termasuk anak-anak, menjadi korban saat mencoba mendapatkan bantuan. Beberapa laporan dari petugas medis mengonfirmasi adanya serangan yang menargetkan antrean bantuan makanan dan air, menyebabkan banyak korban jiwa.


Organisasi internasional telah mendesak dibukanya akses kemanusiaan tanpa hambatan ke Gaza dan menuntut gencatan senjata segera untuk menyelamatkan nyawa warga sipil.


Sementara itu, dunia internasional terus menyoroti situasi ini sebagai salah satu krisis kemanusiaan terburuk di abad ini.


Penulis : Tito Ibrahim

Editor : Burhanudin Iskandar

🅵🅾🆃🅾 🆃🅴🆁🅱🅰🆁🆄 :

Bagikan ini ke

ⓈⒽⒶⓇⒺ :

Komentar Anda

TerPopuler