Terungkap! 35.000 Anak Ukraina Diduga Diculik Rusia Sejak 2022
ⒽⓄⓂⒺ

Terungkap! 35.000 Anak Ukraina Diduga Diculik Rusia Sejak 2022

Jumat, Juni 27, 2025
Anak-anak dan keluarga mereka yang berjuang kembali — UNICEF & Medill NW menggambarkan suasana saat anak-anak tiba di perbatasan dan mengalami air mata kebersamaan 


Star News INDONESIAJumat, (27 Juni 2025). JAKARTA - Sebuah laporan terbaru dari tim ahli Universitas Yale dan berbagai sumber internasional memicu kekhawatiran global: lebih dari 35.000 anak-anak Ukraina dilaporkan hilang dan diduga telah dideportasi secara paksa ke Rusia atau wilayah yang dikuasai Moskow sejak invasi penuh dimulai pada Februari 2022.


Anak-anak ini, menurut laporan Yale Humanitarian Research Lab (HRL), diambil dari berbagai situasi mengerikan — termasuk dari panti asuhan, lokasi pertempuran tempat orang tua mereka tewas, hingga kasus pemisahan paksa dari keluarga oleh otoritas pendudukan Rusia.


Dalam laporan yang dirilis The Guardian, disebutkan bahwa anak-anak tersebut telah disebar ke lebih dari 100 lokasi berbeda, termasuk kamp pelatihan militer dan panti-panti sosial di seluruh wilayah Rusia.


“Kami telah mengidentifikasi lebih dari 19.500 anak yang dipindahkan secara tidak sah, namun angka sebenarnya bisa jauh lebih besar — hingga mencapai 35.000,” ujar Nathaniel Raymond dari Yale HRL.


Organisasi internasional mengecam praktik ini sebagai pelanggaran hukum humaniter internasional, dan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin dan Komisaris Hak Anak Rusia Maria Lvova-Belova atas tuduhan deportasi ilegal anak-anak Ukraina.


Banyak keluarga Ukraina yang anak-anaknya hilang terpaksa mengambil langkah ekstrem. Beberapa di antaranya menyamar, menyuap, atau bahkan menyeberang ke zona konflik demi mencoba menjemput kembali anak-anak mereka.


“Ini bukan hanya tentang hilangnya anak, tapi penghancuran masa depan Ukraina,” kata seorang ibu dari Kherson, yang masih mencari dua anaknya sejak 2023.


Sementara itu, komunitas internasional meningkatkan tekanan diplomatik. Dalam konferensi tingkat tinggi di Montreal bulan lalu, negara-negara sekutu Ukraina sepakat menjadikan isu pemulangan anak-anak ini sebagai non-negotiable dalam setiap pembicaraan damai.


Insiden ini menandai salah satu tragedi kemanusiaan paling serius dalam konflik Rusia–Ukraina. Pemulangan anak-anak yang hilang menjadi prioritas utama bagi pemerintah Ukraina dan lembaga-lembaga hak asasi manusia dunia.


Penulis : Eddie Lim

Editor : Willy Rikardus

🅵🅾🆃🅾 🆃🅴🆁🅱🅰🆁🆄 :

Bagikan ini ke

ⓈⒽⒶⓇⒺ :

Komentar Anda

TerPopuler