![]() |
Yonatan Urich dan Eli Feldstein selaku Penasehat komunikasi utama Perdana Menteri Netanyahu. (Foto : Times of Israel) |
Star News INDONESIA, Jumat, (27 Juni 2025). JAKARTA - Pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terguncang hebat setelah dua penasihat utamanya, Yonatan Urich dan Eli Feldstein, ditangkap atas tuduhan menerima aliran dana dari pemerintah Qatar.
Kasus ini, yang dijuluki “Qatargate”, memunculkan kekhawatiran soal pengaruh asing dalam pengambilan kebijakan dan kontrol media di Israel.
Kronologi Lengkap Skandal Qatargate
Maret 2025
Kepolisian Israel dan dinas keamanan dalam negeri (Shin Bet) memulai penyelidikan rahasia terhadap dugaan aliran dana asing yang memengaruhi media dan opini publik selama konflik Gaza.
20 Maret 2025
Dua penasihat senior Netanyahu, Yonatan Urich dan Eli Feldstein, diamankan atas tuduhan:
* Menjadi agen asing (foreign agent),
* Pencucian uang,
* Penyuapan (bribery),
* Penipuan dan pelanggaran kepercayaan publik.
23 Maret 2025
Harian Haaretz dan Channel 12 melaporkan bahwa kedua penasihat tersebut diduga menerima dana dari entitas Qatar melalui lembaga lobi AS.
Dana itu digunakan untuk membentuk narasi media pro-Qatar dan menyudutkan mediator regional lain seperti Mesir.
27 Maret 2025
Shin Bet melaporkan bahwa narasi media hasil “pengaruh Qatar” digunakan untuk mendukung jalur diplomatik Doha dalam proses gencatan senjata dengan Hamas.
Konten berbayar dan kampanye diam-diam digunakan untuk memengaruhi opini publik Israel.
Awal April 2025
Netanyahu disebut-sebut mengetahui operasi ini. Ia kemudian mencoba memecat kepala Shin Bet, Ronen Bar, yang memimpin penyelidikan.
Namun, Mahkamah Agung Israel membatalkan upaya pemecatan tersebut, menyebutnya sebagai “tindakan yang melampaui batas hukum.”
Pertengahan April 2025
Netanyahu membantah keterlibatan langsung, menyebut tuduhan tersebut sebagai “kampanye politisasi hukum” oleh oposisi. Namun tekanan publik dan politik meningkat seiring desakan investigasi independen.
Mei–Juni 2025
Partai oposisi dan sebagian anggota Knesset dari koalisi meminta pembentukan komisi independen dan mengungkap semua komunikasi antara kantor perdana menteri dan pihak terkait Qatar.
Siapa Saja yang Terlibat?
* Yonatan Urich & Eli Feldstein: Penasehat komunikasi utama Netanyahu.
* Ronen Bar: Kepala Shin Bet, menjadi target pemecatan Netanyahu karena membongkar kasus ini.
* Pemerintah Qatar: Diduga menyalurkan dana secara tidak langsung untuk mempengaruhi opini dan kebijakan.
* Netanyahu: Belum menjadi tersangka, namun disebut beberapa kali mengetahui dan “membiarkan” arus dana selama proses negosiasi gencatan senjata Gaza.
Reaksi Politik
Netanyahu mengklaim dirinya tidak bersalah dan menuduh lawan politik seperti Yair Golan dan Moshe Ya’alon memanfaatkan situasi ini untuk menjatuhkannya.
Meski demikian, banyak analis melihat kasus ini sebagai skandal politik paling serius sejak kasus pendanaan kampanye beberapa tahun lalu.
Apakah Ini Akhir dari “King Bibi”?
Jika terbukti bahwa Netanyahu mengetahui atau memberikan izin diam-diam terhadap operasi ini, maka ia berisiko terjerat pasal pengkhianatan kepercayaan publik, apalagi menyangkut intervensi asing. Bagi sebagian pengamat, ini bukan hanya “kelewat batas”, tetapi mengguncang fondasi moral dan hukum dalam politik Israel modern.
Penulis : M. Rahmat
Editor : Burhanudin Iskandar