![]() |
Pemandangan bangunan perumahan setelah rudal Rusia menghantam Kyiv, Ukraina Foto: Efrem Lukatsky/AP |
Star News INDONESIA, Selasa, (17 Juni 2025). JAKARTA - Pasukan Rusia melancarkan gelombang serangan campuran menggunakan drone, rudal jelajah, dan rudal balistik di ibu kota Ukraina, Kyiv, serta sejumlah kota lainnya.
Menurut data resmi dari pemerintah Ukraina, sedikitnya 14 orang tewas dan 44 orang luka-luka akibat serangan ini.
Serangan yang berlangsung hampir sembilan jam berturut-turut ini menargetkan 27 lokasi berbeda di Kyiv—mulai dari gedung-gedung apartemen, fasilitas pendidikan, hingga infrastruktur vital.
Salah satu rudal balistik menghantam sebuah gedung sembilan lantai di distrik Solomianskyi, menyebabkan kerusakan parah termasuk kehancuran puluhan unit apartemen.
Bencana serupa terjadi di Odesa, di mana 13 orang—termasuk seorang anak—juga terluka akibat serangan drone. Di Kyiv, seorang warga negara Amerika Serikat berusia 62 tahun menjadi salah satu korban yang meninggal akibat serpihan pecahan drone.
Serangan ini terjadi bersamaan dengan berlangsungnya KTT G7 di Kanada, sementara Presiden Zelenskyy dijadwalkan mengikuti G7 tersebut.
Meskipun ada pembicaraan damai di Istanbul, hanya ada kemajuan minor seperti pertukaran tahanan, sementara serangan terhadap warga sipil seperti ini tetap meningkat.
Pihak berwenang Ukraina menyebut ini sebagai salah satu malam paling mematikan sejak perang dimulai, dengan penggunaan intens dari drone kamikaze, rudal jelajah, dan balistik yang menimbulkan tantangan serius bagi pertahanan udara Ukraina.
Penulis : Tedi Abbaz
Editor : Willy Rikardus