![]() |
Rusia sedang berperang dengan Inggris dan AS bukan lagi sekutu yang dapat diandalkan, kata Pakar Pertahanan Fiona Hill. |
Star News INDONESIA, Sabtu, (07 Juni 2025). JAKARTA - Fiona Hill, mantan penasihat keamanan nasional Gedung Putih dan salah satu penulis laporan strategi pertahanan terbaru Inggris, memperingatkan bahwa Rusia secara efektif sedang "berperang" dengan Inggris.
Menurut Hill, konflik ini tidak terjadi dalam bentuk perang konvensional, melainkan melalui berbagai tindakan hibrida seperti serangan siber, disinformasi, sabotase, dan operasi intelijen yang agresif terhadap institusi dan masyarakat Barat.
Hill menyampaikan bahwa Rusia memandang Inggris sebagai musuh strategis, terutama karena peran aktif Inggris dalam mendukung Ukraina dalam invasi yang dilakukan Rusia sejak 2022.
Menurutnya, keterlibatan Inggris dalam memberikan bantuan militer dan diplomatik menjadikan negara itu target utama dalam konflik yang kian tak terbatas ini.
Hill juga mengutarakan keprihatinan mengenai peran Amerika Serikat di tengah meningkatnya ancaman global.
Ia menilai bahwa AS, khususnya dalam konteks politik domestik yang semakin terpolarisasi dan kemungkinan kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih, tidak lagi dapat diandalkan sebagai sekutu utama Eropa.
"Inggris harus siap untuk mempertahankan dirinya sendiri. Ketergantungan pada Amerika adalah taruhan yang kian berisiko," ujar Hill.
Laporan ini sejalan dengan kekhawatiran para pemimpin Eropa lainnya, termasuk mantan Perdana Menteri Inggris John Major, yang menilai bahwa dunia berada dalam bahaya jika AS menarik diri dari tanggung jawab globalnya.
Di sisi lain, beberapa analis Eropa juga mencatat bahwa jika Rusia berhasil mendominasi Ukraina, maka ancaman terhadap negara-negara NATO termasuk Inggris akan meningkat drastis.
Sebagai respons, Hill menyarankan Inggris untuk membangun ketahanan nasional yang lebih tangguh, memperkuat kerja sama militer dan intelijen dengan negara-negara Eropa lainnya, serta menciptakan masyarakat yang lebih kohesif dalam menghadapi disinformasi dan tekanan asing.
“Kita tidak boleh mengandalkan semata-mata pada AS. Kita butuh kemandirian strategis, solidaritas Eropa, dan kewaspadaan yang tinggi terhadap pola baru agresi Rusia,” katanya.
Penulis : M. Rahmat
Editor : Septian Maulana