Panglima Syrskyi: Kostiantynivka Jadi Kunci Perang Rusia‑Ukraina di Donetsk
ⒽⓄⓂⒺ

Panglima Syrskyi: Kostiantynivka Jadi Kunci Perang Rusia‑Ukraina di Donetsk

Minggu, Juni 29, 2025
 Panglima tertinggi Ukraina, Jenderal Oleksander Syrskyi. (Reuters)


Star News INDONESIAMinggu, (29 Juni 2025). JAKARTA - Panglima tertinggi Ukraina, Jenderal Oleksander Syrskyi, mengungkapkan bahwa pasukannya kembali menghadapi gempuran sengit di kota strategis Kostiantynivka, Donetsk. 


Ia menyebut pertempuran terbaru sebagai “onslaught” yang berupaya menembus pertahanan Ukraina di garis depan timur.


Setelah gagal merebut Kyiv di awal invasi penuh skala Februari 2022, Moskow memusatkan operasi militernya untuk menguasai seluruh wilayah Donetsk. 


Kostiantynivka—yang berjarak sekitar 20 km dari garis kontak utama—menjadi target utama karena posisinya yang menghubungkan jalur logistik menuju pusat industri Donbas.


Syrskyi menegaskan bahwa gelombang serangan terbaru “hanya menambah daftar kerugian besar Rusia tanpa hasil berarti”. 


Pernyataan serupa disampaikan media Omni yang mengutip Reuters, menekankan bahwa pasukan Kremlin “tak meraih apa‑apa selain banyak korban”.


Selama berbulan‑bulan, pasukan darat Ukraina mempertahankan kota itu di bawah bombardir artileri dan drone. 


Gubernur Donetsk pekan ini kembali meminta warga sipil tersisa untuk mengungsi karena infrastruktur esensial—listrik, air, dan layanan medis—kian rapuh.


Juru bicara militer Timur, Viktor Trehubov, mengatakan Kostiantynivka dan kota Pokrovsk di sebelah barat kini menjadi “arena utama pertempuran dan ambisi strategis Kremlin”. 


Target ganda ini bertujuan membuka koridor menuju pusat Donetsk dan memutus jalur pasokan Ukraina lebih jauh ke barat.


Di front utara, Syrskyi melaporkan pasukannya berhasil memukul mundur serangan besar Rusia di dekat desa Yablunivka, Sumy, di mana lawan berusaha membuat “zona penyangga” di dalam perbatasan Ukraina.


Dari Moskow, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim telah merebut desa Chervona Zirka di dekat perbatasan Dnipropetrovsk—kemajuan teranyar dalam strategi “merayap” dengan merebut desa demi desa sambil menghancurkan infrastruktur. 


Rusia juga kembali menuntut Kyiv mengakui kontrol atas empat wilayah yang dianeksasi (Luhansk, Donetsk, Zaporizhzhia, Kherson), padahal hingga kini baru menguasai sekitar 20 persen wilayah Ukraina.


Lonjakan pertempuran di Kostiantynivka memperbesar risiko krisis kemanusiaan. Otoritas lokal melaporkan kerusakan luas pada jaringan air bersih dan rumah sakit, sementara jalur evakuasi semakin berbahaya akibat serangan artileri tak henti. 


Situasi di lapangan masih berubah cepat, tetapi untuk saat ini Ukraina menyatakan garis pertahanannya tetap kokoh—meski di bawah tekanan terberat dalam beberapa bulan terakhir.



Penulis : Tedi Abbaz

Editor : Meli Purba

🅵🅾🆃🅾 🆃🅴🆁🅱🅰🆁🆄 :




Bagikan ini ke

ⓈⒽⒶⓇⒺ :

Komentar Anda

TerPopuler