![]() |
Kebakaran terjadi di depot minyak Shahran di Teheran setelah serangan Israel. Foto: Majid Asgaripour/Reuters |
Star News INDONESIA, Minggu, (15 Juni 2025). JAKARTA - Konflik antara Israel dan Iran kembali memuncak dalam 48 jam terakhir. Serangan udara dan rudal yang saling dilancarkan menyebabkan kerusakan besar dan korban jiwa di kedua belah pihak.
Serangan dimulai dari Israel pada Jumat malam, 13 Juni 2025, ketika angkatan udara negeri itu meluncurkan rudal ke sejumlah fasilitas strategis Iran.
Target utama termasuk kompleks nuklir Natanz dan Fordo, serta kilang minyak Shahran yang berada dekat ibu kota Teheran.
Ledakan besar terdengar di seluruh penjuru kota, dan api terlihat membubung dari fasilitas kilang tersebut. Media pemerintah Iran mengonfirmasi terbakarnya kilang tersebut akibat serangan langsung.
Tak lama berselang, Iran meluncurkan gelombang serangan balasan berupa rudal balistik dan drone ke pusat-pusat kota di Israel. Serangan menyasar Tel Aviv, Yerusalem, dan Haifa.
Sirene peringatan terdengar sepanjang malam di berbagai kota besar Israel. Di Haifa, salah satu rudal Iran menghantam area pemukiman dan menyebabkan sedikitnya tujuh orang tewas dan belasan lainnya terluka.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memperingatkan bahwa "Teheran akan terbakar" jika Iran terus menyerang wilayahnya.
Peringatan ini dianggap sebagai sinyal akan adanya gelombang serangan lanjutan, yang dapat memperluas konflik ke tingkat regional.
Komunitas internasional segera menyerukan penurunan tensi. Dewan Keamanan PBB dijadwalkan melakukan sidang darurat.
Presiden Prancis dan Kanselir Jerman juga menyerukan gencatan senjata dan membuka jalur diplomasi, sementara Amerika Serikat dikabarkan sedang mengevakuasi staf sipil dari wilayah Teluk.
Situasi ini menambah ketegangan global yang sebelumnya telah diperparah oleh konflik di Gaza dan meningkatnya ketegangan antara negara-negara di Timur Tengah.
Penulis : Sultan Hafidz
Editor : Meli Purba