Seorang gadis yang terluka termasuk di antara mereka yang dibawa ke rumah sakit Martir Al-Aqsa di Deir al-Balah setelah serangan Israel di kamp pengungsi Bureij. Foto: Anadolu/Getty Images |
Star News INDONESIA, Senin, (18 November 2024). JAKARTA - Pekerja pertahanan sipil mengonfirmasi 30 orang tewas akibat serangan Israel yang menghantam sebuah bangunan tempat tinggal berlantai lima di Beit Lahiya, Gaza utara.
Seorang juru bicara militer Israel mengatakan serangan itu dilakukan terhadap "target teroris".
"Kami menekankan bahwa ada upaya berkelanjutan untuk mengevakuasi penduduk sipil dari zona perang aktif di daerah tersebut, sejalan dengan upaya untuk memperluas wilayah kemanusiaan di al-Mawasi … IDF [Pasukan Pertahanan Israel] beroperasi dengan tepat dan melakukan segala yang mungkin untuk menghindari terjadinya kerugian bagi warga sipil," kata mereka.
Perintah evakuasi pada selebaran yang dibagikan pada hari Minggu menghimbau warga sipil untuk segera meninggalkan wilayah paling utara Gaza.
"Ini peringatan dini sebelum serangan! Anda berada di zona pertempuran yang berbahaya. Demi keselamatan Anda, pergilah segera," demikian bunyi selebaran tersebut.
Israel telah berulang kali menuduh Hamas menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia, tuduhan yang dibantah oleh kelompok militan Islam tersebut. Tidak ada konfirmasi independen mengenai jumlah korban tewas.
Serangan udara di Gaza pada hari Minggu terjadi di tengah serangan Israel di Beit Lahiya dan kota-kota terdekat Beit Hanoun dan Jabaliya. Para saksi mata mengatakan sebagian besar wilayah itu tertutup asap dan tembakan pada hari Minggu.
Pengepungan ketat terhadap tiga kota dan serangkaian perintah evakuasi telah menimbulkan kekhawatiran luas bahwa Israel bermaksud memaksa penduduk sipil meninggalkan wilayah paling utara Gaza dan tidak akan mengizinkan mereka kembali. Kondisi kemanusiaan di sana digambarkan sebagai "apokaliptik" oleh para pekerja bantuan, dengan makanan, air, obat-obatan, dan komunikasi yang sangat terbatas.
Dalam sebuah pernyataan, Médecins Sans Frontières menuduh Israel mengikuti rencana yang diusulkan oleh mantan perwira militer senior Israel untuk secara paksa menggusur atau membunuh warga Palestina di Gaza utara.
“Cara serangan yang sedang berlangsung di wilayah utara dilancarkan … memperkuat gagasan bahwa kita tengah menyaksikan pelaksanaan rencana ini,” kata LSM tersebut.
Penulis : Ilham Hamid
Editor : Burhanudin