Sisa-sisa bangunan di kota pelabuhan Tyre, Lebanon selatan, sehari setelah serangan Israel. Foto: Kawnat Haju/AFP/Getty Images |
Star News INDONESIA, Senin, (18 November 2024). JAKARTA - Serangan terbaru di Lebanon terjadi saat media Israel melaporkan bahwa pasukan Israel telah maju sejauh tiga mil (5 km) dari perbatasan yang disengketakan.
Media Israel mengatakan IDF sengaja “mengaburkan” cakupan operasinya di Lebanon, meskipun sebagian besar tujuan yang ditetapkan oleh pemerintah Israel telah tercapai.
"IDF tidak akan mengakuinya, tetapi Komando Utara menyelesaikan misi yang diberikan oleh pimpinan politik dua minggu lalu, sesuai jadwal. Misi itu adalah untuk menghilangkan ancaman ... invasi ke Galilea," tulis Yoav Zitun di surat kabar Israel Yedioth Ahronoth.
Serangan Israel juga menargetkan bangunan di pinggiran selatan Beirut, benteng Hizbullah, pada hari Minggu setelah ada peringatan bagi penduduk untuk mengungsi.
Ada juga laporan pemogokan di beberapa daerah lain di negara itu, termasuk kota pelabuhan Tyre.
Dalam sebuah pernyataan, militer Israel mengatakan serangan itu “berbasis intelijen” dan menargetkan pusat komando dan infrastruktur Hizbullah.
Israel melancarkan serangan terhadap Hizbullah di Lebanon untuk memungkinkan sekitar 60.000 warga Israel kembali ke rumah-rumah di dekat perbatasan yang dievakuasi pada hari-hari pertama perang karena takut akan serangan dan pemboman oleh kelompok militan Islam tersebut.
Meskipun kemampuan Hizbullah telah berkurang secara signifikan, mereka terus menembakkan roket dan rudal ke Israel sejak awal konflik di Gaza.
Penulis : Sultan Hafidz
Editor : Maria Patricia