Warga memeriksa bangunan mereka yang hancur akibat serangan udara Israel di Dahiyeh, 14 November. Foto: Hussein Malla/AP |
Star News INDONESIA, Kamis, (14 November 2024). JAKARTA - Dalam pernyataan di saluran Telegram resminya, militer Israel mengklaim bahwa dalam 48 jam terakhir mereka telah menyerang apa yang disebutnya 30 “target teroris” di pinggiran selatan Beirut, Dahieh.
Dianggap sebagai benteng Hezbollah, IDF mengatakan dalam pesannya bahwa mereka telah menyerang “fasilitas penyimpanan senjata, pusat komando, dan lokasi infrastruktur teroris tambahan.”
Pernyataan itu berlanjut: Serangan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan IDF untuk membongkar dan melemahkan kemampuan militer Hizbullah, dan IDF terus menyerang lokasi infrastruktur teroris Hizbullah di daerah Dahieh.
Melaporkan dari Beirut untuk Guardian, pada hari Selasa William Christou mencatat bahwa di antara tempat-tempat yang menjadi sasaran serangan adalah blok flat sepuluh lantai, restoran ayam dan kompleks medis.
Pihak berwenang Lebanon memperkirakan jumlah orang yang tewas akibat serangan udara Israel dalam beberapa minggu terakhir mencapai lebih dari 3.000 orang, dengan lebih dari 14.000 orang terluka. Korban tewas bertambah banyak akibat ledakan pager dan walkie-talkie di Lebanon dalam serangan yang ditujukan kepada Hizbullah yang menurut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah diperintahkannya sendiri.
Israel mengklaim mengambil tindakan pencegahan untuk menghindari jatuhnya korban sipil, dengan memerintahkan penduduk Lebanon untuk keluar dari rumah mereka sebelum melakukan apa yang diklaimnya sebagai “serangan berdasarkan intelijen”.
Pihak berwenang di Lebanon mengatakan sekitar 1,2 juta orang telah mengungsi dari rumah mereka akibat pertempuran di Lebanon selatan dan pemboman udara.
Israel Utara juga hampir terus-menerus diserang oleh Hizbullah, yang memaksa puluhan ribu orang di sana mengungsi dari rumah mereka.
Penulis : Deni Suprapto
Editor : Fajar Ali