Pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev dan Presiden AS Ronald Reagan menandatangani Perjanjian INF pada tahun 1987. Foto/Getty Images |
Star News INDONESIA, Sabtu, (10 Agustus 2024). JAKARTA - Perang Dingin merupakan periode ketegangan geopolitik yang berlangsung dari akhir Perang Dunia II hingga runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, adalah salah satu babak penting dalam sejarah abad ke-20.
Konflik ini melibatkan dua kekuatan besar yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet, yang keduanya memperebutkan pengaruh global dalam konteks ideologi, politik, dan militer.
Setelah kemenangan bersama dalam Perang Dunia II, Amerika Serikat dan Uni Soviet muncul sebagai dua kekuatan dominan dengan pandangan ideologis yang sangat berbeda.
Amerika Serikat, sebagai pelopor kapitalisme dan demokrasi liberal, dan Uni Soviet, sebagai pendukung komunisme dan otoritarianisme.
Masing-masing berusaha untuk mempromosikan dan menyebarluaskan sistem mereka di seluruh dunia.
Keterlibatan Amerika dalam Perang Dingin ditandai dengan upaya untuk membendung pengaruh komunisme yang dianggap sebagai ancaman terhadap demokrasi dan pasar bebas.
Kebijakan ini dikenal dengan nama Doktrin Truman, yang berusaha memberikan bantuan militer dan ekonomi kepada negara-negara yang dianggap rentan terhadap pengaruh komunis.
Amerika Serikat juga membentuk aliansi militer seperti NATO (North Atlantic Treaty Organization) untuk melawan ekspansi Soviet.
Di sisi lain, Uni Soviet berupaya memperluas pengaruhnya melalui dukungan terhadap gerakan revolusioner dan negara-negara sosialis di berbagai belahan dunia.
Uni Soviet mendirikan Pakta Warsawa sebagai reaksi terhadap NATO, dan secara aktif terlibat dalam berbagai konflik proksi di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
Konflik-konflik ini termasuk Perang Korea, Perang Vietnam, dan berbagai intervensi lainnya yang mencerminkan ketegangan antara dua kekuatan superpower.
Perang Dingin juga menciptakan perlombaan senjata yang intens, terutama dalam pengembangan senjata nuklir.
Kedua negara berlomba-lomba untuk meningkatkan arsenal nuklir mereka, yang sering kali menciptakan situasi berisiko tinggi dan mengarah pada kebijakan keseimbangan ketakutan (mutual assured destruction) untuk mencegah penggunaan senjata nuklir.
Meski tidak pernah terjadi konfrontasi militer langsung antara Amerika Serikat dan Uni Soviet, ketegangan yang terjadi mempengaruhi hampir setiap aspek hubungan internasional dan domestik selama lebih dari empat dekade.
Persaingan ini juga mempengaruhi kebijakan luar negeri negara-negara lain dan membentuk banyak aspek dari geopolitik global hingga akhir Perang Dingin pada awal 1990-an.
Keterlibatan Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam Perang Dingin menggambarkan pertarungan ideologi dan kekuatan yang mendalam, dan dampaknya masih terasa hingga hari ini dalam berbagai aspek politik dan hubungan internasional.
Penulis : Andre Lado
Editor : Meli Purba