Star News INDONESIA, Kamis, (22 Agustus 2024). JAKARTA - Pada Tanggal 4 Maret 2006, Chris John menghadapi petinju hebat Juan Manuel Marquez di Tenggarong, Kalimantan Timur, dalam pertarungan yang sangat dinantikan oleh penggemar tinju di seluruh dunia.
Laga ini berlangsung untuk memperebutkan gelar juara dunia WBA kelas bulu dan menjadi salah satu pertarungan yang paling kontroversial dalam sejarah tinju.
Selama 12 ronde, pertarungan ini berlangsung sengit dan penuh ketegangan. Marquez, petinju asal Meksiko yang dikenal dengan teknik bertahan dan pukulan akuratnya, memberikan tekanan besar kepada John dengan serangan yang mematikan.
Sebaliknya, Chris John, petinju asal Indonesia, menunjukkan ketahanan dan kemampuannya untuk melawan setiap serangan dengan strategi yang cerdas.
Namun, keputusan akhir pertandingan membuat banyak penggemar dan ahli tinju terkejut. Chris John dinyatakan sebagai pemenang dengan keputusan mutlak dari para juri, yang langsung memicu kontroversi dan membuat publik tinju dunia syok.
Banyak yang merasa bahwa Marquez sebenarnya telah menunjukkan performa yang lebih baik dan seharusnya keluar sebagai pemenang. Kritikus berargumen bahwa keputusan tersebut menunjukkan bias dan ketidakakuratan dalam penilaian juri.
Keputusan ini semakin kontroversial karena adanya klaim bahwa Marquez seharusnya mendapatkan poin lebih tinggi dari hasil pukulan dan teknik bertahan yang efektif. Selain itu, beberapa pihak berpendapat bahwa faktor-faktor seperti tekanan media dan nasionalisme mungkin mempengaruhi hasil akhir.
Sebagai hasil dari kontroversi tersebut, banyak pihak meminta adanya tinjauan ulang terhadap hasil pertandingan. Pertarungan ini tidak hanya mempengaruhi reputasi Chris John dan Juan Manuel Marquez, tetapi juga memicu diskusi yang lebih luas tentang integritas dan transparansi dalam penilaian tinju profesional.
Dengan berjalannya waktu, meskipun hasil pertandingan tetap sah menurut catatan resmi, perdebatan mengenai kemenangan Chris John atas Juan Manuel Marquez tetap menjadi salah satu topik hangat dalam sejarah tinju hingga saat ini.
Penulis : Jufri Syamsudin
Editor : Fajar Ali