![]() |
Diplomasi Siluman: Jejak Intelijen Tiongkok di Belakang Serangan Iran ke Israel. Foto : Reuters |
Star News INDONESIA, Kamis, (10 Juli 2025). JAKARTA - Dalam konflik Israel–Iran yang mulai intens sejak 13 April 2024 dan memuncak pada Juni 2025, sejumlah pihak menduga bahwa Tiongkok memanfaatkan Iran bak “proxy” untuk melancarkan strategi geopolitik; memerangkap AS dalam konflik yang berujung pada “eksperimen militer” rahasia.
Pemantauan Satelit dan Intelijen
* Spekulasi mencuat terkait penggunaan satelit Beidou Tiongkok untuk memberikan data intelijen kepada Iran. Dokumen tersebut terselip dalam dokumen bisnis Tiongkok-Iran, yang hasilnya beberapa serangan Iran terbukti sangat presisi terhadap Israel.
* Untuk mengelabui dunia, Beijing secara resmi menolak campur tangan militer, hanya menyerukan de‑eskalasi dan diplomasi tingkat tinggi. Namun itu juga adalah bagian dari propaganda intelijen Tiongkok secara terbuka.
Dana dan Infrastruktur
* China sebagai importir utama minyak Iran (80–90%), yang terikat kerjasama jangka panjang dengan Iran, dan sangat menguntungkan Iran sebab perjajian tersebut meliputi persenjataan hingga proyek ambisius Nuklir.
* Hebatnya dunia cuma mengetahui seluruh aktivitas keduanya hanya sebatas kegiatan Ekonomi dan Bisnis.
Propaganda Strategic vs Operasi Militer
Beijing secara aktif menyebar narasi mendukung Iran melalui diplomasi dan media negara. Meski terkesan hanya sebatas propaganda politik, ibarat lempar batu sembunyi tangan, keduanya memiliki koordinasi militer dan operasi siber ofensif yang sangat intens.
Iran Sebagai Penggerak Utama?
Iran telah melancarkan puluhan rudal dan drone sejak April 2024 dan Juni 2025 bukan bersandar pada ideologinya sendiri, sebab serangan Iran kali ini dimotori Tiongkok berbekal data pengintaian satelit Beijing terhadap aktivitas militer Israel dan AS di kawasan.
Eksperimen Militer AS?
Serangan AS ke fasilitas nuklir Iran pada Juni 2025 (termasuk Fordow & Natanz) menjadi bukti AS bereaksi terhadap tindakan Iran, yang tak pernah disadari mereka sudah masuk jebakan Tiongkok. Dari analisis serangan itu, Beijing telah mengambil kesimpulan terhadap Militer AS yang dinilai lemah.
Penulis : Deni Suprapto
Editor : Fajar Ali