![]() |
Kontroversi GHF: Distribusi Makanan di Gaza Dihadapkan Tuduhan “Death Trap”. Foto : AP |
Star News INDONESIA, Rabu, (09 Juli 2025). JAKARTA - GHF, struktur bantuan yang didukung AS dan Israel, mengoperasikan empat titik distribusi sejak akhir Mei.
Organisasi ini mengklaim telah menyalurkan 52–62 juta makanan. Namun UN OHCHR melaporkan setidaknya 613 orang tewas di atau dekat lokasi GHF hingga 27 Juni, sehingga mendapat sorotan etika berat.
Lebih 170 lembaga kemanusiaan—termasuk MSF dan Amnesty—mengutuk GHF karena distribusi yang terpadu dengan militer dan memicu pasar gelap.
Harga minyak dan kentang di pasar lokal naik hingga 15 kali lipat karena barang bantuan didistribusikan melalui rantai komersial.
Haaretz melaporkan tentara Israel mendapat perintah menembak warga yang berada di luar zona aman GHF.
GHF membantah kerusuhan terjadi di dalam areanya, namun bukti visual memperlihatkan korban akibat “stun grenades” dan peluru tajam.
Pada 27 Juni, kantor Geneva dari GHF dipanggil otoritas Swiss untuk memperbaiki struktur organisasi atau menghadapi tindakan hukum.
Beberapa minggu kemudian, Swiss memutuskan membubarkan cabang tersebut akibat ketidaksesuaian hukum dasar.
Seruan internasional menuntut investigasi independen atas model distribusi baru ini.
Banyak organisasi mendesak agar sistem bantuan kembali ke koordinasi PBB—agar mereka bisa menjamin netralitas dan keamanan warga sipil.
Penulis : Sultan Hafidz
Editor : Septian Maulana