![]() |
Suhu mencapai 50°C, Pemerintah Iran liburkan warga demi hemat pasokan listrik. [Foto : Al Jazeera] |
Star News INDONESIA, Rabu, (23 Juli 2025). JAKARTA - Iran tengah menghadapi salah satu bencana iklim terburuk dalam sejarah modernnya.
Gelombang panas ekstrem yang melanda sejak awal Juli telah menyebabkan anjloknya permukaan air di sejumlah bendungan utama, hingga ke titik terendah dalam satu abad.
Pemerintah pun mengumumkan hari libur darurat di lebih dari 10 provinsi, termasuk ibu kota Tehran, guna mengurangi beban konsumsi listrik dan air.
Menurut laporan AFP dan The Guardian, suhu di beberapa wilayah selatan Iran telah menembus angka 50 derajat Celsius.
Di Tehran sendiri, suhu harian melebihi 40 derajat selama hampir dua pekan berturut-turut.
Kombinasi antara kekeringan berkepanjangan, perubahan iklim, dan pengelolaan sumber daya air yang tidak efisien telah memperburuk krisis ini.
Kementerian Energi Iran melaporkan bahwa cadangan air di bendungan utama seperti Dam Karaj dan Dam Lar turun drastis, bahkan lebih rendah dibandingkan kondisi pada puncak musim kemarau tahun-tahun sebelumnya.
"Ini adalah kondisi yang belum pernah kita alami sejak awal abad ke-20," kata seorang pejabat pemerintah kepada kantor berita IRNA.
Sebagai langkah darurat, pemerintah menyerukan penghematan listrik dan air secara nasional.
Gedung-gedung perkantoran dan sekolah di berbagai provinsi ditutup sementara, dan warga diminta untuk tidak keluar rumah selama siang hari untuk menghindari risiko dehidrasi atau serangan panas.
Lembaga lingkungan hidup internasional menilai kejadian ini sebagai sinyal bahaya yang semakin nyata dari krisis iklim global.
"Iran saat ini menjadi contoh nyata bagaimana perubahan iklim bisa berdampak langsung pada ketahanan air dan energi sebuah negara," ujar pakar iklim dari PBB, Dr. Leila Rahimi, kepada Al Jazeera.
Warga Iran, sementara itu, menghadapi kenyataan pahit: listrik padam bergilir, air bersih terbatas, dan suhu yang membakar tubuh.
Di berbagai platform media sosial, warga berbagi keluhan tentang kondisi hidup yang semakin sulit.
Pemerintah Iran telah berjanji akan mempercepat pembangunan infrastruktur air dan energi alternatif.
Namun, bagi jutaan warganya, hari-hari ke depan tampaknya masih akan penuh dengan ketidakpastian di tengah suhu yang terus memecahkan rekor.
Penulis : Deni Suprapto
Editor : Meli Purba