![]() |
Star News INDONESIA, Senin, (16 Juni 2025). JAKARTA - Selama beberapa dekade, para peneliti terus terpesona oleh fenomena kesehatan jantung di wilayah Mediterania.
Masyarakat Yunani, Italia Selatan, dan Spanyol memiliki tingkat penyakit jantung yang jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara Barat lainnya. Mengapa?
Rahasianya ada pada pola makan yang secara alami dikembangkan di kawasan tersebut: diet Mediterania. Diet ini kaya akan buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, minyak zaitun, dan segelas kecil anggur merah.
Minyak zaitun sebagai sumber utama lemak sehat memiliki kandungan antioksidan dan antiinflamasi yang tinggi. Kandungan lemak tak jenuh tunggal juga membantu menurunkan kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh.
Selain itu, asupan ikan seperti salmon dan sarden secara teratur memberikan tubuh omega-3 yang memperkuat fungsi jantung dan otak. Konsumsi daging merah pun sangat minim, hanya sesekali saja.
Tak kalah penting, budaya makan di Mediterania juga mendukung kesehatan. Orang-orang di sana makan dalam suasana sosial yang santai, tidak terburu-buru, dan menikmati setiap gigitan.
Dalam banyak penelitian, diet Mediterania terbukti dapat menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan bahkan membantu mencegah Alzheimer. Ini bukan hanya pola makan—ini adalah gaya hidup.
Kini, banyak ahli gizi menyarankan adaptasi lokal dari pola makan ini. Misalnya, mengganti nasi putih dengan nasi merah, atau menambahkan ikan laut ke dalam menu mingguan.
Mengadopsi diet Mediterania bukan berarti kita harus menjadi orang Yunani. Tapi kita bisa belajar dari kebijaksanaan kuliner mereka yang telah teruji oleh waktu.
Penulis : Litha Andayani
Editor : Maria Patricia