![]() |
Aryna Sabalenka dari Belarus menggunakan kompres es untuk mendinginkan tubuhnya selama pertandingan melawan Carson Branstine dari Kanada pada hari Senin. Foto: Kin Cheung/AP |
Star News INDONESIA, Senin, (30 Juni 2025). JAKARTA - Turnamen Grand Slam Wimbledon 2025 dibuka dengan kondisi cuaca yang ekstrem.
Hari pembukaan turnamen tenis tertua di dunia itu menjadi salah satu yang terpanas dalam sejarah, dengan suhu mencapai 34°C dan diperkirakan terus meningkat hingga menyentuh angka 35°C di kawasan London.
Situasi tersebut membuat penyelenggara harus mengaktifkan protokol khusus untuk melindungi pemain dan penonton.
Di sekitar kompleks All England Club, ratusan payung dan kipas tangan terlihat digunakan penonton untuk menghalau panas menyengat.
Pihak penyelenggara juga menyediakan lebih dari 100 titik isi ulang air minum gratis untuk menjaga agar penonton tetap terhidrasi.
Bagi para petenis, suhu panas bukan sekadar tantangan fisik, tetapi juga taktik permainan. Pihak Wimbledon menerapkan aturan Extreme Heat Policy yang memungkinkan jeda tambahan selama 10 menit saat suhu bola basah globe (Wet Bulb Globe Temperature) mencapai batas 30,1°C. Kompres es, handuk dingin, dan ruang pendingin pun disediakan untuk para pemain agar tidak mengalami heat stroke.
“Saya belum pernah bermain dalam kondisi sepanas ini di Wimbledon. Rasanya seperti bermain di padang pasir,” ujar salah satu petenis yang bertanding di lapangan luar, dikutip dari Reuters.
Badan cuaca Inggris (Met Office) menyatakan bahwa gelombang panas yang terjadi di Eropa saat ini dipicu oleh tekanan tinggi yang membawa massa udara panas dari Afrika Utara.
Hal ini membuat suhu di Inggris, khususnya London, melonjak tajam melebihi suhu rata-rata musim panas tahunan.
Dengan suhu ekstrem yang diperkirakan bertahan hingga akhir pekan, penyelenggara Wimbledon akan terus memantau kondisi cuaca secara ketat demi memastikan keselamatan semua pihak yang terlibat.
Meski demikian, atmosfer di sekitar turnamen tetap meriah dan penuh semangat, menandakan bahwa antusiasme publik terhadap turnamen bergengsi ini tetap tinggi, meskipun cuaca tidak bersahabat.
Turnamen ini akan berlangsung hingga pertengahan Juli, dengan para pemain top dunia berjuang keras bukan hanya untuk gelar juara, tetapi juga melawan salah satu lawan terberat mereka: cuaca musim panas ekstrem.
Penulis : Jufri Syamsudin
Editor : Willy Rikardus