![]() |
Ayatollah Ali Khamenei dalam rekaman video dirilis oleh kantor Pemimpin Tertinggi, di depan tirai cokelat dan potret Ruhollah Khomeini. (Reuters/WANA) |
Star News INDONESIA, Kamis, (26 Juni 2025). JAKARTA - Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, kembali tampil di depan publik setelah hampir dua pekan menghilang dari sorotan pasca-perang singkat antara Iran dan Israel.
Dalam pernyataan keras, ia memperingatkan bahwa Iran akan meluncurkan serangan ke pangkalan militer Amerika di Timur Tengah jika terjadi agresi lebih lanjut dari Washington.
Dalam pidato pertamanya sejak gencatan senjata diumumkan pada 13 Juni lalu, Khamenei mengatakan bahwa serangan rudal Iran ke Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar pada hari Senin merupakan “tamparan di wajah Amerika.” Serangan tersebut dilaporkan tidak menyebabkan korban jiwa, namun dianggap sebagai sinyal kuat kesiapan militer Iran.
“Kami tidak akan pernah menyerah. Jika Amerika melakukan kesalahan lain, mereka akan membayar harga yang sangat mahal,” ujar Khamenei dalam pernyataan resminya yang dikutip oleh The Guardian dan Reuters.
Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara Teheran dan Washington menyusul serangan balasan AS terhadap fasilitas nuklir Iran awal bulan ini.
Serangan tersebut dianggap Iran sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan negara, meskipun belum ada konfirmasi resmi dari pihak AS terkait tanggung jawab langsung.
Menurut laporan TIME Magazine, pemimpin berusia 86 tahun itu sebelumnya berada di lokasi rahasia setelah konflik militer dengan Israel memuncak.
Penampilannya kini diartikan oleh pengamat sebagai bentuk konsolidasi kekuasaan serta peringatan kepada Barat.
Khamenei juga menegaskan bahwa Iran memiliki kemampuan untuk menyerang sasaran strategis di kawasan, termasuk pangkalan militer AS di Irak, Suriah, Qatar, dan Bahrain.
Sementara itu, Gedung Putih belum mengeluarkan pernyataan resmi menanggapi ancaman terbaru ini.
Situasi di kawasan kini dinilai sangat sensitif. Komunitas internasional menyerukan penahanan diri dan menekankan pentingnya stabilitas demi mencegah eskalasi konflik lebih lanjut.
Penulis : Sultan Hafidz
Editor : Fajar Ali