![]() |
Presiden Iran Masoud Pezeshkian. Foto : Al Jazeera |
Star News INDONESIA, Senin, (23 Juni 2025). JAKARTA - Presiden Iran Masoud Pezeshkian secara terbuka mengecam serangan udara Amerika Serikat terhadap situs-situs penting Iran, dengan menyatakan bahwa langkah militer tersebut menjadi bukti kuat bahwa Washington berada di balik kampanye agresi yang selama ini dilakukan oleh Israel terhadap Republik Islam tersebut.
Dalam percakapan telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Pezeshkian menyebut bahwa tindakan AS merupakan bentuk keterlibatan langsung dalam perang yang selama ini dilabeli sebagai konflik regional. "Agresi Amerika menunjukkan bahwa Washington adalah aktor utama di balik tindakan keji rezim Zionis Israel," ujar Pezeshkian seperti dikutip oleh media resmi pemerintah Iran dan diberitakan kembali oleh Al Arabiya dan The Times of Israel.
Serangan udara AS yang dilancarkan akhir pekan lalu menyasar beberapa fasilitas strategis, termasuk pusat nuklir Fordow dan Natanz. Langkah ini dilakukan hanya beberapa jam setelah serangan intensif Israel di wilayah yang sama, memperkuat dugaan bahwa kedua negara berkoordinasi dalam operasi militer tersebut.
Presiden Pezeshkian menegaskan bahwa Republik Islam Iran akan memberikan balasan setimpal atas tindakan tersebut. “Amerika harus menanggung konsekuensi dari agresi ini,” tambahnya.
Sementara itu, media Barat seperti Time dan AP mencatat bahwa Gedung Putih masih menahan diri untuk mengomentari secara terbuka keterlibatan militer AS, meski Pentagon sebelumnya mengonfirmasi telah meluncurkan "tiga serangan presisi" terhadap fasilitas Iran.
Ketegangan di kawasan Timur Tengah kini kembali meningkat tajam. Sejumlah pengamat memperingatkan bahwa keterlibatan terbuka AS berpotensi mendorong eskalasi konflik ke tingkat yang lebih luas, termasuk kemungkinan pembukaan front baru oleh sekutu Iran seperti Hizbullah dan Houthi.
Pernyataan Pezeshkian menandai pergeseran tegas dari pendekatan sebelumnya yang lebih diplomatis. Sebagai presiden terpilih yang sempat didukung kelompok moderat, sikap kerasnya kini menyoroti tekanan besar yang dihadapi pemerintah Iran dari militer, parlemen, dan rakyat.
Penulis : Tito Ibrahim
Editor : Wiwid